KKN Series
(Another Story From Village)
Ular dan Tikus
Dalam
pelajaran biologi kita tahu bahwa ada yang namanya rantai makanan. Mulai dari
tanaman seperti padi dimakan oleh tikus dan tikus sendiri dimakan oleh ular.
Tapi kalau rantai makanan ini terjadi di dalam kos? Kurasa itu bukan pada
tempatnya.
Malam ini selepas Maghrib
cowok-cowok di kos sudah dibuat khawatir oleh masuknya ular lewat lubang
kloset. Ular ini mengejar mangsanya dan entah sepertinya salah jalan sampai
masuk ke lubang kloset. Aku dan teman-teman lainnya yang barusan datang jadi
ikutan khawatir kalau tiba-tiba ularnya datang disaat ada anak-anak desa
datang.
Reza mengantisipasinya dengan
menutup pintu kamar dan lubang-lubang yang bisa dimasuki oleh ular tersebut,
karena ukurannya yang kecil kami perkirakan binatang ini bisa menyusup melalui
lubang apapun. Lima menit kemudian anak-anak datang. Seperti biasa teman-temanku
mulai mengajari mereka PR mana yang sulit dikerjakan.
Untunglah anak-anak kali ini pulang
lebih cepat dan kami mulai mencari keberadaan ular tadi. Kami semua bersiap
dengan senjata masing-masing. Ada yang bawa tongkat, sandal, sapu, dan lain-lain.
Deo yang memergoki keberadaan ular ini dan langsung tanpa ampun membunuhnya.
Ular yang mati itu langsung dibuang ke tempat sampah yang ada di luar kos an.
Kami semua bernafas lega dan langsung memulai rapat malam ini.
“Eh tahu nggak. Kata nenekku, kalau bunuh ular kepalanya harus
dihancurkan.”Kata Intan, saat kami semua sudah kembali di kos an cewek.
“Emang kenapa sih?”Tanya Zakya.
“Kalau nggak nanti ular lainnya datang. Balas dendam matinya ular yang
sebelumnya.”Jawab Intan.
“Ah itu kata orang dulu, Intan. Jangan Percaya!” Kata Sabrina.
“Eh tapi ini beneran lho. Nenekku dan Ibuku sudah pernah mengalami hal ini.
Padahal tadi Deo pas bunuh ularnya nggak dihancurkan kepalanya kan?
Jangan-jangan besok ada ular lagi tuh balik ke kos an cowok.”Kata Intan.
Intan kelihatan serius banget
mempertahankan pendapatnya ini. Tapi aku, Sabrina, Zakya, Winda, dan Rara
benar-benar tidak percaya soal itu. Kami semua merapikan tempat tidur dulu
sebelum benar-benar menjatuhkan badan kami di kasur.
“Aaaaa.....!! Tikus! Ada Tikus!” Teriak Winda sambil berlari menuju ke
ruangan lain. Kemudian disusul oleh lainnya termasuk aku.
“Mana sih mana? Tikusnya dimana?”Tanya Sabrina.
“Di dekat kasurnya Zakya tadi.”Jawab Winda.
Benar saja ada tikus yang berlari
cepat menuju ke sudut ruangan. Spontan kami semua berteriak histeris. Zakya
dengan cepat menutup pintu perbatasan antara ruang untuk tidur dengan ruang
santai tempat menonton TV.
“Sst...jangan teriak lagi deh kasihan Ibu Kos nanti terbangun.”Kata Intan.
“Iya tapi gimanaaa?? Kan kita spontan teriak gini.”Kata Sabrina.
“Duh, kalau begini terus kita nggak tidur dong.”Keluhku.
Intan menyingsingkan lengan bajunya.
Dia bersiap-siap membawa sapu. Tak lupa mengajak salah satu antara Aku, Zakya,
Sabrina atau Rara untuk menemaninya berburu tikus. Karena kalau hanya seorang
jelas bakalan susah. Semuanya tidak berani dan akhirnya aku yang menemani Intan
berburu tikus.
Pintu dibuka sedikit, aku dan Intan
masuk dengan membawa senjata kami masing-masing. Intan dengan sapunya dan aku
dengan tongkat kayu kecil. Kami berdua perlahan-lahan melipat kasur dan
menaruhnya sementara dipojokan. Ketika aku mengangkat kasur yang terakhir,
tikus yang kami cari ketemu. Aku spontan teriak sambil memukul tikus tadi.
Sayangnya meleset!
“Pukul dong Mila!”Seru Intan.
“Iya nih aku udah coba pukul. Itu lari ke arahmu!”Seruku.
Intan langsung memukul tikus itu.
Hanya kena ekornya. Aku mengejarnya ketika dia berlari ke sudut ruangan,
mencoba memukulnya kembali dan hanya kena badan tikus itu. Suara mendecit keras
berasal dari tikus sialan ini sambil tetap berlari. Mataku rasanya sudah nggak
kuat menahan kantuk. Intan masih semangat dan terus dengan gesitnya mengejar
tikus ini. Sampai akhirnya tikus ini masuk ke dalam karpet.
“Mila! Kita pukul bareng!”Seru Intan.
“Oke.”Jawabku.
Kami berdua menginjak ujung karpet
membuatnya rapat dan menggulung bagian lain sedikit agar tidak ada jalan keluar
lagi untuk hama padi ini. Aku dan Intan memukul bergantian diselingi dengan
suara mendecit keras dari tikus ini. Akhirnya...tikus ini mati. Semuanya lega
dan kami segera membereskan bangkai tikus ini agar bisa tidur.
Tragedi Tikus dan Ular malam hari kemarin sudah berakhir.
Pagi ini kami kembali beraktivitas seperti biasa. Kami sudah tidak lagi melatih
komputer di balai desa karena program ini telah berakhir. Kami sekarang sedang
menjalankan program masing-masing.
Seperti Winda yang menjalankan
programnya mengenalkan tentang produk peternakan kepada anak-anak TK. Tak lupa
mengajak mereka mewarnai gambar Sapi yang telah disiapkan. Zakya menjelaskan
mengenai pentingnya menabung sejak kecil dan membagikan celengan dari plastik kepada
anak-anak SD kelas 3. Sementara aku, masih di kos bersama Sabrina dan Rara.
Kami bertiga seperti biasa bersih-bersih rumah dan ada juga yang membantu Ibu
Kos memasak. Sst...Ibu Kos kita ini memang suka masak meski sudah ada catering
tiap harinya. Rasa masakannya? Jangan ditanya, paling enak dah.
Malam hari, kami para cewek seperti
biasa berangkat ke kos an cowok untuk rapat. Baru saja sampai pintu...
“Bentar...hati-hati. Ada ular masuk lagi kesini.”Kata Ardi
“Ha?Ular lagi?”Tanya Rara.
“Tuh kan benar kataku. Kemarin pas ular yang sebelumya dibunuh kepalanya
nggak dihancurkan. Makanya ada ular lain yang balas dendam.”Kata Intan.
Kata-kata Intan kini terbukti. Ular
masuk lagi dengan ukuran yang hampir sama dengan ular sebelumnya. Beruntung
anak-anak malam ini tidak minta diajarin pelajaran apapun karena jadwal mereka
hari ini mengaji di mushola. Baiklah sebelum rapat kami fokus mencari ular itu
dimanapun.
“Tapi ular kali ini benar-benar aneh! Begitu muncul dia langsung menyerang
wajah Bowo. Untung dia cepet bisa menghindar.”Kata Pak Kordes.
“Mungkin dia mengira Bowo yang sudah membunuh ular kemarin.”Kata Intan
penuh antusias.
Sekarang yang terpenting adalah kami
waspada. Kami masih mencari-cari dimana keberadaan ular itu. Sempat terlihat
sebentar ular ini lari tapi entah kemana lagi seolah dia bisa menghilang.
“Ah cari ular bikin laper nih!”Protes Ardi.
“Sama. Lagipula sudah nggak kelihatan kan, paling udah keluar tuh
ular.”Kata Bowo.
“Ayo makan! Udah keburu dingin makanannya.”Kata Zakya.
Akhirnya kami memutuskan untuk
makan. Perut sudah mulai berbunyi. Tapi kami tetap waspada barangkali ularnya
masih ada disini hanya bersembunyi saja belum keluar. Satu persatu mulai menuju
ke meja makan dengan hati-hati. Saat giliranku berjalan kesana, aku
memperhatikan sesuatu yang terlihat seperti bayang-bayang...bukan itu bukan
bayangan biasa tapi itu Ular!
Aku bingung apa yang harus
kulakukan. Kalau teriak pasti Zakya yang sudah duluan di meja makan langsung
teriak dan lari. Sementara jarak ular itu dengan kaki Zakya sangat dekat.
Sempat menelan ludah sebentar. Kulihat tatapan ular ini menatap kaki Zakya
dengan tajam.
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu.
Entahlah aneh rasanya karena aku merasakan ular itu berbicara. Duh...apa ini
efek karena aku lapar ya. Tidak! Ini nyata! Tapi...bagaimana mungkin aku
memahami bahasa Ular? Dari dalam dadaku seolah terdengar Ular itu berbicara :
Pembunuh! Kalian membunuh saudaraku!
“Zakya...sst....sini sebentar. Cepetan kesini.”Bisikku.
“Ada apa sih Mila?”Tanya Zakya yang berhenti mengambil makanan.
“Udah pokoknya cepetan kesini.”Bisikku lagi.
“Kenapa sih...?”Tanya Zakya lagi yang bukannya keluar malah diam ditempat.
“Ada ular!”Seruku, udah gemes lihat Zakya yang nggak segera keluar dari
ruang makan.
Zakya berjalan merapat dengan meja
makan lalu keluar sambil berteriak ke arah cowok-cowok. Aku pun ikutan berlari
kecil. Para cowok mulai memburunya dibantu oleh Intan. Ular ini gerakannya
sangat gesit dan selalu saja ingin menyerang kami yang ada disini. Meski
akhirnya bisa juga dibunuh dan oleh Intan kepalanya langsung diremukkan. Kami semua bernafas lega dan berharap ini adalah terakhir kalinya ular masuk ke kosan kami.
cerita yang menarik
ReplyDeleteSeru Kak Ceritanya...
ReplyDeleteQ masih bingung sebenarnya tujuan daei KKN itu apa
ReplyDeleteBlm kuliah emang tapi dr orang yg aku tanyai rata2 jawab hanya program kampus
Ha? Masa sih belum kuliah ya.kupikir kamu udah kuliah lho. Iya ada benarnya juga kalau dijawab itu adalah program kampus. Lebih tepatnya itu sebenernya adalah pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Mahasiswa ditantang nih apa yang sudah didapatkan di kampus bisa nggak menerapkannya dalam masyarakat? Bagaimana respon masyarakat? Bagaimana cara mahasiswa berkomunikasi dengan desa tempat KKN? Karena salah dalam komunikasi pun bisa fatal banget bahkan satu univ bisa dibenci hanya gara2 anak KKN nya lho...Jadi jangan salah.
DeleteEmang klo kuliah KKN itu wajib ya?
ReplyDeleteWajib karena syarat lulus juga. Biasanya KKN diambil pas bareng dengan skripsi. Ngambil duluan pun nggak masalah.
Deletewahh keren ka ceritanya...apa lagi klau di buat flim animasi
ReplyDeleteboleh boleh hehe
Deletekasih garem aja tuh se ruangan, biar gak ada ularnya :D hehehehe... btw keren ka ceritanya
ReplyDeleteCeritanya menarik sekali gan. Ditunggu cerita menarik selanjutnya.
ReplyDeleteCasino in Atlantic City, NJ - MapYRO
ReplyDeleteCasino Near 경상남도 출장마사지 Me - Find Casinos 김제 출장마사지 Near Me 창원 출장안마 in 출장샵 Atlantic City, NJ. Hotel, Casino, Bar, & Grill, Atlantic City, 울산광역 출장안마 NJ.