Pernah
kan tentunya dengar dongeng si kancil dimana karakter kancil ini lebih banyak
digambarkan sebagai anak nakal. Dongeng yang termasuk fabel ini sudah turun
temurun diceritakan meski entah aslinya benar dari Indonesia atau dari negara
lain. Nah, ada hal menarik saat aku menonton film kartun buatan negara tetangga
yang mengadopsi cerita si kancil ini. Mau tahu? Yuk baca terus ya...
Masih ingat dengan kisah perlombaan si kancil dan siput yang terjadi
gara-gara kancil meledek siput lambat dalam berjalan? Ada versi lainnya yang
siput tersebut diganti dengan kura-kura, meski inti ceritanya sama saja bahwa
pada akhirnya kancil kalah. Kartun yang aku tonton ini pun juga menceritakannya
hal tersebut, namun ada tambahan cerita lagi.
![]() | |
Kancil dan Siput |
Kancil
merasa curiga ketika siput yang menjadi pemenangnya ciri fisiknya berbeda
dengan siput yang menantangnya lomba lari. So, kancil malah mengintrogasi siput
ini dan akhirnya ia mengakui kecurangannya bersama siput lainnya termasuk siput
yang menantang kancil lomba lari. Maka diminta ia untuk kembali ke teman2nya
dan diikuti oleh kancil, kerbau, monyet, dan binatang lainnya. Saat siput itu
kembali ke teman-temannya ia disambut gembira terutama oleh siput yang
menantang kancil lomba lari. tapi ketika tahu kancil dkk, siput yang menantang
lomba lari ini pun terkejut. kini gantian siput yang meminta maaf pada kancil
dan berjanji tidak akan melakukan kecurangan.
Fabel ini sebenarnya ingin memberitahu anak kecil bahwa kita sebagai
manusia tidak boleh sombong dan meledek orang lain yang lemah fisiknya. Tetapi
fabel ini juga mengajarkan hal tidak baik seperti yang dilakukan oleh siput
yaitu berbuat curang dalam perlombaan. Satu hal yang bikin aku salut pada para
pembuat kartun ini yaitu mereka menambahkan cerita bahwa pada akhirnya
kecurangan siput diketahui dan ia meminta maaf. Sayangnya sudah terlanjur fabel
ini berakhir dengan cerita siput pemenangnya meski ia curang.
Apa akibat dari dongeng yang setengah-setengah ini? Banyaak...
Contohnya ya orang korupsi tuh. Dia main curang lho dan mungkin bisa
disebabkan oleh dulu saat ia masih kecil dipamerin barang sama tetangganya yang
kaya raya tapi dia gak bisa beli. Saat beranjak dewasa ia mau membalaskan
semuanya kesombongan orang yang udah pamer didepannya dengan mencari duit
sebanyak-banyaknya tapi gak peduli itu duit dari mana. Nah lho! Kebanyak coba
kalau kita menceritakan kisah si kancil dengan tidak lengkap kepada anak kita
dan hasilnya yaaa....jangan salahkan siapa-siapa kalau ketika anak kita jadi
dewasa sikapnya berubah menjadi buruk.
Buat anak kok setengah-setengah...satu dong!