Suatu hari di asrama
khusus mahasiswa fakultas Peternakan

“Wah, enak
nih…”Kata Dita sambil mengambil sedikit cap jay bikinan
Siti yang udah
jadi.
“Eh-eh,Dita…ndak
boleh,ya. Ini buat nanti malam. Oke…!”Kata Dame sambil
memukul tangan
Dita pakai sendok.
“Aduh…Iya-ya.
Aku tahu!”Kata Dita.
“Eh,Dit.Daripada
kamu gangguin orang lagi masak,lebih baik bantuin Emi
sini bikin sop
ayam.”Kata Emi.
“Wuaduh…nggak
deh,Mi. Aku nggak bisa masak.”Kata Dita.
Dita kemudian
keluar dari dapur. Dia berjalan menuju ke koridor,tempat anak-anak
cewek biasa ngumpul buat nggosip. Di koridor sepi,tidak ada satupun
orang disana. Yang ada hanyalah Moncil,marmot peliharaan Dita.
“Nguik…!Nguik…!Nguik…!” Moncil berteriak riang sambil
menghampiri Dita,dia berharap majikannya itu mau memberi makanan.
Namun Dita tidak memberinya apapun. Dia terus berjalan hingga
akhirnya dia sampai di gerbang pintu pagar
asrama.
“Aku tak
mau…kalau aku dimadu…Ah…”
Seorang waria
datang mengamen di depan pintu gerbang asrama. Dita melihatnya dengan
jijik (maklumlah…dia kan benci sama yang namanya banci). Dia
merogoh kantong celananya,mencoba mencari uang receh. Akhirnya dia
menemukan uang receh 500-an. Dita segera memberikannya pada waria
tadi dan berharap dia segera pergi. Tapi ternyata…
“Ih…masnya baik
deh. Makasih ya…”Kata Waria itu.
“Aku
cewek! Bukan cowok! Sana pergi-pergi! Hush!”Usir Dita.
“Aduh,masnya yang
ganteng kok gitu sih sama eike. Eike kan cantik,bo.”Kata
Waria itu sambil
membuka pintu pagar asrama.
“Eh-eh jangan
coba-coba masuk ya…”Kata Dita sambil menjauh dari pagar.
“Nggak papa dong
masuk…Jamila kan cuma mau kenalan sama
masnya.”
Kata Waria itu.
“Wuaduh…gawat!
LARI…!!!”Teriak Dita.
Dita pun berlari
menjauhi pintu pagar asrama. Sementara
waria tadi juga ikut berlari mengejarnya. Kejar-kejaran seru terjadi
antara Dita dengan Waria tadi. Dita terus berlari
sampai akhirnya dia masuk ke asrama cowok.
Di
koridor asrama cowok ada
Adi,Tarno,Latip,Anam,sama Rahmat lagi nongkrong sambil ngobrol.
Mereka melihat Dita yang lagi lari dikejar sama waria.
“Eh...kayaknya
aku ndak pernah ngelihat cowok itu. Itu siapa sih?”Tanya
Rahmat.
“Itu
bukan cowok...! Itu Dita,bro!”Kata Latip.
“Eh...ngomong-ngomong...Dita
kok sampai di asrama cowok. Udah gitu lari-lari
Lagi.”Kata Adi.
“Lari...!Ada
banci...!”Teriak Dita sambil berlari.
“Ah,mana?!
Kamu bohong!”Kata Anam.
“Eh...Dia
nggak bohong! Itu memang ada banci!”Teriak Tarno.
“Ah...ternyata
disini banyak cowok ganteng. Hai,cowok...muach-muach...”
Kata
Waria itu,dengan genit.
“LARI...!!”Kata
Tarno.
“Aku
paling benci sama yang namanya banci.Aaa...!”Teriak Rahmat sambil
Berlari.
“Diit...tunggu
kita...!”Teriak Latip.
Akhirnya
cowok-cowok itu ikut berlari bersama Dita.
Sementara waria tadi menambah kecepatan berlarinya hingga akhirnya
jarak antara dia dengan Dita dan cowok-cowok yang dikejarnya semakin
dekat. Cowok-cowok tadi dan Dita semakin panik. Mereka terus berlari
hingga akhirnya masuk ke dalam dapur.
Didalam
dapur, komandan alias Arifin lagi bikin masakan buat nanti malam. Dia
ingin bikin surprize buat temen-temennya dengan masak mi surabaya dan
kwe tiaw. Mi Surabaya bikinannya udah jadi. Sekarang tinggal kwe
tiaw-nya yang belum. Komandan memasukkan bumbu-bumbu ke dalam
penggorengan. Tidak lupa dia memasukkan kwe tiaw-nya. Sambil
menggoreng kwe tiaw,dia menyiapkan kol untuk dipotong dan dimasukkan
ke dalam penggorengan. Tiba-tiba Dita dan cowok-cowok tadi datang.
Dita berlari sambil menyambar kol yang ada di meja. Kemudian
melemparnya ke arah waria tadi. Komandan yang hendak memasukkan kol
ke dalam penggorengan jadi bingung karena kol yang tadi dia siapkan
hilang.
“Lho-lho...?
Kok kol-nya hilang.”Kata Arifin.
Tiba-tiba
HP-nya berbunyi. Arifin segera mengambilnya dari kantong
celananya.Rupanya ada yang menelponnya. Baru saja mau
mengangkatnya,tiba-tiba HP-nya tidak berbunyi lagi.
“Hah?
One Missing Kol?Eh...One Missed Call?Hm...tapi kok private
number,ya.”
Kata
Arifin.
Komandan
tidak memperdulikan hal itu lagi. Dia kemudian mengambil kol lagi di
kulkas. Ketika dia hendak memotong kol itu,tiba-tiba Dita dan
cowok-cowok tadi lewat lagi sambil menyambar kol-nya. Arifin pun
kaget sampai-sampai dia terjatuh. Dan lagi-lagi ada yang iseng miss
call ke HP-nya.
“Aduh...!
Dina iki napa sih(hari ini kenapa sih),kok sial banget! Udah
jatuh,kol-
Nya dicuri orang. Terus ada One missing kol eh...one missed call
lagi!”
Kata
Arifin.
Sebenarnya
dia bukan sebel sama orang yang miss call ke HP-nya. Tapi dia sebel
sama orang yang mencuri kol-nya. Komandan akhirnya berniat menjebak
pencuri itu. Dia mengeluarkan kol lagi dari dalam kulkas. Kemudian
meletakkannya di atas meja dekat kompor. Dia lalu berdiri di dekat
pintu dapur sambil memegang spatula buat memukul pencuri kol.
Beberapa menit kemudian,Dita berlari melewati dapur. Dita hendak
mengambil kol yang ada di meja. Tiba-tiba...
“Hayo...!Ternyata
kamu ya Dit yang mencuri kol-ku.”Kata Arifin.
“Eh...Ini
kol-mu,ya. Sori ya,Bro...Hehehe...”Kata Dita.
“DITA...!Awas...!!!”Teriak
Rahmat
“Bruuk!!”Terjadi
tabrakan karambol antara cowok-cowok tadi,Dita,dengan Komandan.
Mereka semua terjatuh,kemudian mereka berusaha bangun kembali.
“Aduh...!Dita
kenapa sih kok tiba-tiba berhenti di tengah jalan! Banci itu masih
ada di belakang kita!”Protes Latip.
“Iya,aku
tahu! Tapi Komandan nih menghalangiku!”Kata Dita.
Tiba-tiba
waria itu muncul di dekat mereka semua. Dita,cowok-cowok tadi,dan
Komandan jadi takut. Waria itu memandang mereka semua dengan tatapan
menggoda (tapi menurut mereka tatapannya itu menjijikkan). Latip dan
Tarno mendorong Komandan sampai di depan waria itu.
“Apa-apaan
sih?!”Kata Komandan.
“Komandan...tolong
hadapin tuh banci. Kita udah nggak kuat lagi nih ngadepin
dia.”Kata Latip.
“Lho?
Kok aku sih?!”Protes komandan.
“Lah...kan
sama ‘sesamanya’ masa’ gak berani.”Kata Rahmat.
“Enak
aja! Aku juga cowok! Bukan banci!”Kata Komandan.
“Halah...tapi
gayamu kaya’ cewek,Komandan.”Kata Adi.
“Grr...!Aku
gak terima! Oke,aku bakal hadapin tuh banci untuk membuktikan
Kalau aku bener-bener cowok.”Kata komandan.
Komandan
mulai bergaya layaknya seorang kungfu master sambil memegang
spatula-nya. Kemudian....
“Hiyaa...t!
Jurus...Langkah Seribu...!!”Teriak Komandan sambil berlari keluar
dari
dapur.
“Yah...komandannya
aja lari...Gimana dengan anak buahnya??!”Kata Dita.
“Ya...sebagai
anak buah yang baik kita juga ikut lari aja. Aaaa....!”
Teriak Rahmat sambil berlari.
Mereka
semua akhirnya berlari mengikuti Komandan. Komandan berlari menuju ke
pintu pagar asrama. Dia membuka pintunya,kemudian berlari keluar
diikuti oleh cowok-cowok tadi dan Dita. Waria tadi juga masih
mengejar mereka sampai ke luar asrama. Ketika tahu kalau waria itu
juga sudah keluar dari asrama,Komandan langsung berlari kembali ke
dalam asrama. Dita dan cowok-cowok tadi juga mengikutinya. Komandan
dan cowok-cowok tadi sampai di dalam asrama duluan. Sementara Dita
tertinggal jauh di belakang. Tiba-tiba Latip mengunci pintu pagar
asrama.
“Woi!
Buka...!Kalian kejam! Masa’ aku dikunci. Haduh...!”Teriak Dita
dari luar
Pagar.
“Maaf,Dit.
Habis kamu larinya lambat sih. Hati-hati,Dit! Banci itu datang ke
sini
lagi.”Kata Latip.
“Iya,aku
tahu! Makanya buka pagarnya dong...!”Kata Dita.
“Aku
nggak berani,Dit....”Kata Latip.
Waria
tadi sudah semakin dekat. Dita jadi tambah takut. Akhirnya dia nekat
memanjat pagar asrama. Dengan cepat dia sampai di dalam asrama.
“Wah,Dita
keren...!”Kata Rahmat.
“Keren
gundulmu! Aku nyaris mati berdiri nih gara-gara ketemu sama banci
itu.”
Kata
Dita.
+
+
+
Malam
Harinya...
Beberapa
cowok mengangkat meja panjang kemudian membawanya ke dekat kolam
ikan. Sementara cewek-ceweknya meletakkan masakan yang mereka buat
tadi siang. Ada juga yang meletakkan beberapa balon untuk menghiasi
bagian pinggir kolam. Sebenarnya ini adalah pesta perpisahan bagi
mereka. Karena di semester 2,banyak dari mereka yang tidak di kelas C
lagi. Acara pesta ini juga merangkap sebagai acara pelepasan Arifin
sebagai Komandan (coz,dia pindah di kelas A. Jadi,dia bukan Komandan
lagi).
“Ehem!
Saya bingung mau ngomong apa.”Kata Arifin.
“Lho?
Piye to,Pin?(Gimana sih,Pin?)Kok malah bingung mau bilang apa.”
Kata
Tika.
“Iya,Tika.
Aku bingung mau bilang apa. Soalnya...hem...yah...jujur aku senang
bisa punya temen seperti kalian. Aku juga sebenarnya nggak mau
pindah ke
kelas A. Tapi mau bagaimana lagi. Kuota satu kelas Cuma 60 orang.
Sementara
kita
ada 80 orang. Jadi,mau nggak mau kita ada yang beda-beda kelas.”Kata
Arifin,raut wajahnya tiba-tiba berubah menjadi sedih.
“Fin,biarpun
sekarang kita beda-beda kelas. Tapi kita tetap berteman selamanya.
Friends Forever! Betul teman-teman...?!”Teriak Dame.
“Betul,Dame...!”Teriak
semuanya.
“Yah...benar
kata Dame. Hah...jadi ingat waktu pertama kali kita kuliah dulu.
Hem...”Kata Arifin,tiba-tiba air matanya meleleh membasahi pipinya.
“Aripin...kamu
nangis,ya?”Tanya Neda.
“Nangis
gimana sih,Neda. Dia Cuma pura-pura. Tuh,lihat! Ditangan kirinya ada
Obat
tetes mata.”Kata Abdullah alias Arab.
“Hehehe...maaf,Ned.
Kan biar kelihatan gimana gitu...”Kata Arifin sambil terus
Meneteskan obat tetes mata ke matanya agar terlihat seolah-olah
menangis.
“Huu...!Payah!”Kata
Rahmat sambil mendorong Arifin.
Arifin
tidak bisa menjaga keseimbangan badannya.Dan akhirnya...”Byur!”
Dia tercebur ke dalam kolam ikan.
“Lho?
Kenapa kamu jatuhin Arifin ke kolam ikan?”Tanya Tika.
“Habis
dia kelamaan sih! Pidato panjang lebar,udah gitu pake acara nangis
Segala.Kalau kaya’ begitu,kapan acara makan-makan dimulai. Aku udah
Laper nih!”Kata Rahmat.
“Bener
juga kata Rahmat. Aku sama kaya’ kamu,Mat. Udah laper nih. Ayo
Makan...!”Teriak Dita.
“Ayo...!”Teriak
yang lainnya.
Mereka
semua akhirnya menuju ke meja panjang,saling berebut mengambil
makanan tanpa memperdulikan Arifin. Arifin tiba-tiba keluar dari
kolam ikan. Dia mengeluarkan beberapa ikan yang nggak sengaja masuk
ke dalam bajunya. Beberapa tanaman air juga ‘nyangkut’ di
badannya. Arifin jadi kelihatan mengerikan dengan hiasan tanaman air
di badannya. Dan itu membuat Emi teriak-teriak nggak jelas. Anak-anak
kelas C langsung melihat ke arah Arifin setelah mendengar teriakan
Emi.
Arifin
tidak berkata apa-apa. Dia menatap tajam ke arah temen-temennya
terutama Rahmat yang udah menjatuhkan dia ke kolam ikan. Kemudian dia
menuju ke meja panjang. Temen-temennya yang lain menyingkir sambil
melihatnya ngeri. Seolah-olah mereka baru melihat monster lagi
ngambil makanan. Arifin mengambil piring kosong,kemudian mengisi
piring itu dengan makanan yang disediakan di meja panjang. Selesai
makan,dia berjalan menuju ke arah Rahmat. Rahmat terlihat
ketakutan,dia berusaha lari tapi Arifin berhasil memegang bajunya.
Arifin kemudian mendorong Rahmat hingga terjatuh ke dalam kolam ikan.
“Hahahaha...gimana
rasanya,Mat?! Enak to? Mantep to?Hahaha....”Kata
Arifin.
“Arrgh!
Sialan kamu,Fin!”Umpat Rahmat.
“Hahaha...senjata
makan tuan tuh,Mat.Eh-eh...Aaa...!”Teriak Neda.
“Byur!!”Neda
juga ikut-ikutan jatuh ke dalam kolam. Anak-anak kelas C semuanya
langsung tertawa terbahak-bahak. Wajah Neda keliahatan memerah karena
malu.
“Hahaha...sekarang
giliran Neda yang senjata makan tuan.”Kata Dita.
“Enak
aja! Ayo,Dit. Kamu juga harus bersamaku di kolam ini.”Kata Neda
sambil
menarik kaki Dita.
“Nggak...!Aku
phobia kolam...aaa...!”Teriak Dita.
“Byur!”
Sekarang giliran Dita yang jatuh ke dalam kolam ikan. Dan lagi-lagi
anak-anak kelas C tertawa menyaksikan itu.
“Udah
deh...acaranya jadi kacau nih gara-gara kalian kecebur ke dalam
kolam.”
Kata
Emi yang nggak tega melihat teman-temannya basah kuyup gara-gara
Jatuh ke dalam kolam.
Emi
kemudian membantu Dita dan Neda keluar dari kolam. Sementara Rahmat
mencoba keluar sendiri dari kolam.
“Oh
ya. Ngomong-ngomong,sekarang kan Arifin bukan komting kelas C nih.
Kira-kira siapa ya komting kita nanti?”Tanya Latip.
“Kamu
aja deh,Latip.”Kata Siti.
“Lho?Kok
aku? Nggak mau deh...”Kata Latip.
“Yah...terus
siapa nih komting kelas C yang baru?”Tanya Panji.
“Aku
mencalonkan Neda sebagai komting kelas C yang baru.”Kata Arifin.
“Weh,ogah!
Nanti kalau aku jadi komting,aku ajak kalian semua buat bolos
Kuliah.”Kata Neda.
“Wah...ada
aliran sesat disini.”Kata Dita.
“Eh,Dit.Kalau
kamu mau milih siapa nih buat jadi komting baru?”Tanya Ella.
“Hm...kalau
aku milih Pak Tarno aja.”Jawab Dita.
“Cie...cie...Dita...Ehem-ehem!”Kata
Novi Kodok (dipanggil Novi kodok karena di
Tasnya selalu tergantungan boneka kodok).
“Apa
sih Nopi ni...suka-suka aku dong mau milih siapa.”Protes Dita.
“Hahahaha...”
Malam
ini,semua anak kelas C benar-benar sangat bahagia. Mereka berpesta
hingga mereka lupa kalau ini sudah pukul 12 malam.
+
+
+
Keesokan
Harinya...
“Hatching!!”
“Hatching...!”
“Ha...ha...Hatching!”
Suara
bersin terdengar keras dari kamar Arifin dan Rahmat. Mereka berdua
masuk angin gara-gara semalam mereka jatuh kedalam kolam ikan.
“Aduh...Mat.
Aku udah nggak kuat lagi.Kita beli obat yuk di apotik.”
Ajak
Arifin.
“Yah...Fin.
Aku lagi kanker nih alias kantong kering. Kamu aja yang beliin.
Nanti aku nitip dah....”Kata Rahmat.
“Ye...aku
ogah!”Kata Arifin.
“Ya
udah gini aja deh. Kita pakai cara tradisional ala nenek moyang kita
aja.”
Kata Rahmat.
“Maksudmu,Mat?”Tanya
Arifin.
“Kerokan,Fin.
Kamu punya balsem,kan?”Tanya Rahmat.
“Iya.
Ya udah deh. Kita gantian aja kerokannya.”Jawab Arifin.
Dan
akhirnya Arifin dan Rahmat gantian bikin “Tatto sakti” dipunggung
mereka untuk mengusir yang namanya masuk angin agar segera pergi dari
badan mereka selamanya...
+
+
+
SELESAI