KKN Series
(Another Story From Village)
Ahli Kopi
Akhirnya
acara ini pun tiba. Kami mendatangkan Pak Ari sebagai narasumber untuk
memberikan edukasi kepada para warga tentang kopi. Beliau rupanya sudah siap
dengan peralatan presentasi bahkan produk beliau yang sudah dikemas dalam
plastik juga ikut dibawa bersamaan dengan produk Jahe Hangat buatan istrinya.
Pak
Ari pemilik kedai Kopi Ori yang sebelumnya pernah bekerja di salah satu stasiun
TV swasta dan tidak mengenal sama sekali yang namanya pembuatan kopi. Beliau
tertarik dengan kopi saat diajak ngopi di salah satu kedai milik temannya. Dari
sanalah beliau belajar meracik kopi sampai akhirnya memiliki kedai kopinya
sendiri.
Jenis-jenis
kopi ada banyak di dunia, beliau menerangkan satu persatu apa saja itu. Bahkan
ketika dimasak, jenis kopi yang berbeda ini menghasilkan warna yang bebeda pula
ketika matang. Itulah yang menjadikan kopi punya cita rasa unik di tiap biji
kopinya.
“Nah
saya lihat ibu-ibu kelompok tani disini belum berani mengembangkan sendiri
produk kopi buatan ibu-ibu. Kenapa? itu pertanyaan saya sekarang untuk ibu2
disini.”Kata Pak Ari
Tiap
peserta menjelaskan bahwa rata-rata disini enggan mengemasnya karena sudah
kepepet dengan desakan ekonomi. Bahkan saat buahnya belum matang pun sudah
ditawarkan kepada orang lain untuk dibeli.
“Ibu-ibu,
disinilah kelemahannya. Justru dengan mengemas kopinya, harga jualnya bisa
lebih naik dan bisa dengan mudah menjualnya keluar dari desa sebagai oleh-oleh
khas desa ini. Tanpa takut harga dipermainkan oleh tengkulak.”Kata Pak Ari.
Pak
Ari tidak hanya memberikan materi saja. Beliau juga mempraktekkan bagaimana
membuat kopi hitam seduh yang sederhana dan mantap tentunya. Tak lupa juga
memberikan Jahe Hangat buatan Istrinya yang ikutan direbus untuk dinikmati
bersama ibu-ibu kelompok tani.
Peralatan
yang digunakan sederhana, hanya panci dengan gagang, bubuk kopi, gula pasir,
dan air. Pertama nyalakan kompor, masukkan kopi bubuk dan gula lalu aduk tanpa
dicampuri air, begitu sudah terasa bau kopinya baru air dimasukkan dengan
takaran gelas belimbing. Aku sempat mencicipi kopi yang dibuat demo ini, LUAR
BIASA RASANYA!!! Jadi ingin ke kedai Pak Ari kalau KKN ini sudah selesai
mencoba kopi-kopi racikan beliau.
Jahe
Hangat buatan istrinya juga bukan sekedar wedang jahe saja. Ada berbagai rempah
rempah pilihan lainnya yang dimasukkan kedalam minuman ini. Inilah yang
menjadikannya lain daripada yang lain, selalu terasa hangat di perut dan cocok
buat yang lagi masuk angin.
Di
akhir acara seperti kebanyakan narasumber umumnya, kami mencoba memberikan
amplop putih berisi uang hasil iuran kami selama KKN kepada Pak Ari. Beliau
langsung menolaknya dengan halus. Kami memaksa karena juga tak enak rasanya
kalau sudah capek kesini dan Pak Ari tidak mendapatkan apapun.
“Maaf
mbak dan mas. Saya kesini benar-benar ingin memberikan edukasi kepada warga
desa. Karena saya ingin mereka para petani kopi disini maju dengan produk
mereka sendiri. Kecuali kalau kalian atau teman kalian yang niat buat cafe atau
kedai kopi baru saya terapkan tarif 10 dolar tiap 1 jam untuk konsultasi.”Kata
Pak Ari sambil menolak kembali amplop putih kami.
“Simpan
saja uang mas dan mbak barangkali lebih berguna untuk acara KKN lainnya.”Lanjut
Pak Ari.
Belum
pernah kutemui narasumber seperti ini sebelumnya. Semoga semua kebaikan Pak Ari
kembali ke beliau dan keluarganya. Amin.
jalan jalan mampir kesiini, yuk mampir juga.
ReplyDeleteBerbicara mengenai kopi tidak ada habisnya
ReplyDeleteDi tingkat pemilik biasanya ide creative mengemas dan mengolah memang kurang.
Yg kreatif justru tangan kedua yg nggak menanam tapi yg menjual kembali
DeleteKopi adalah nafas cinta. Di buat dengan sepenuh jiwa, dan di seduh oleh cakrawala dunia
ReplyDeletekalau mau kopi, ke aceh aja :D
Jauhnyoo
Delete