BY : Chiho Yuki
Selamat datang di masa depan. Inilah
masaku hidup sekarang. Masa yang seratus persen berbeda dengan masaku ketika
masih kecil sampai beranjak remaja. Ya, disini jangan kalian harapkan akan
bertemu dengan pasangan hidup. Bahkan kata-kata “pernikahan” pun terdengar
asing bagi kami. Individualisme kami bisa dikatakan sangat tinggi. Hanya
sedikit yang masih mau mengikat janji suci dengan pernikahan. Karena kami
menganggap pernikahan adalah sebuah awal dari permasalahan dalam perjalanan
hidup. Trauma di jaman dulu yang membuat kami enggan untuk menikah.
Apakah kalian
masih bertanya-tanya bagaimana hasrat biologis kami terpenuhi? Oh ayolah,
jangan berpikir para lelaki akan berlari ke PSK yang ada di pinggir jalan atau
free sex dengan perempuan manapun yang mereka sukai. Hal ini tidak akan
terjadi. Bahkan sekarang tidak ada lagi yang namanya PSK. Karena para ilmuwan
telah menciptakan robot yang bisa memuaskan kebutuhan biologis kami. Semua
orang bisa membelinya dan itulah sebabnya kami enggan untuk menikah.
Jangan juga memikirkan bagaimana
nasib manusia selanjutnya karena kami sudah enggan untuk menikah. Semua masalah
itu sudah teratasi di tahun 2024 ini. Para dokter siap membuat bayi tabung bagi
yang ingin memiliki anak. Bahkan perempuan-perempuan disini bisa memilih ingin
bayi yang seperti apa. Mirip dengan artis terkenal? Tentunya mereka harus
menguras kantong untuk membeli sperma dari artis tersebut.
+ +
+
Kota
Freya tahun 2024
Aku terus melirik ke arah jam
digital yang ada di sampingku. Ayolah, Lilia! Sebentar lagi jam 5 sore dan
pekerjaan ini harus selesai sebelum Andre mengomel lagi. Aku sangat berharap
jari-jariku ini bisa mengetik lebih cepat dari yang sekarang. Tapi...
“Pip-pip...pippip”
Ah, Sial! Waktunya sudah habis
sementara pekerjaanku belum juga selesai. Aku melemparkan tubuhku yang sempat
menegang tadi ke Magic Chair, sebuah kursi ajaib yang mampu mendeteksi
keberadaan tubuhku sehingga aku tidak terjatuh ketika sedang melemparkan
tubuhku ke arah kursi itu. Serta mampu memberikan pijatan relaksasi yang bisa
membuat ketegangan ototku mengendur.
Kulihat Andre keluar dari ruangannya
dengan tergesa-gesa dan seperti biasa dia meminta semua pekerjaan para anak
buahnya termasuk aku. Ketika tangannya menengadahkan ke arahku untuk meminta
hasil kerjaku, aku hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.
“Nah, jadi kapan kamu mau kasih
hasil pekerjaanmu Lilia?”Tanya Andre sambil
mendengus kesal.
“Malam ini akan saya usahakan
selesai dan langsung saya kirim ke email Bapak.”
Jawabku.
“Ya sudahlah. Tapi lain kali jangan
telat ya.”Kata Andre.
“Ya, Pak.”Kataku.
Andre kemudian berjalan
meninggalkanku sambil membawa kertas-kertas hasil pekerjaan anak buahnya. Aku hanya
menatap Andrea dari meja kerjaku. Oh My God, kenapa aku mengecewakan bos ku
yang sangat tampan ini.
+ +
+
Akhirnya pekerjaanku selesai juga.
Aduh laptopku, maafkan aku ya yang sudah menyikasmu hingga larut malam hanya
demi menyelesaikan pekerjaan ini. Aku segera mengaktifkan internet dan langsung
login ke akun emailku. Semua pekerjaan yang baru saja kuselesaikan tadi
langsung kukirim ke email Andre. Entah kenapa ketika aku mengetik tombol “Send”
dan kemudian membaca nama bos ku yang tampan itu, aku merasakan sesuatu yang
aneh. Aku jadi terbayang oleh wajah Andre tadi sore. Ah sudahlah, itu mungkin
karena aku terlalu memikirkan banyak pekerjaan.
“Oke Lilia, sekarang waktunya
tidur...”Kataku.
Kupegang remote yang sedari tadi
berada di dekat bantalku. Lalu kumatikan lampu di ruang tidurku dengan remote
tadi. Ah...saatnya istirahat.
+
+
+
Datang ke kantor untuk kerja, lalu
pulang untuk beristrahat. Yah, seperti itulah kegiatanku disini. Hanya pada
hari tertentu saja aku shopping dengan teman-temanku. Seperti hari Sabtu dan
Minggu. Awalnya aku menikmati hidupku yang seperti ini. Tapi entah kenapa
sekarang aku merasakan kebosanan yang luar biasa. Hingga akhirnya semangat kerjaku
menurun. Aku yakin teman-temanku di tempat kerja heran melihat Lilia yang kini
tampak murung. Beberapa teman kerjaku menghampiriku dan menanyakanku kenapa.
Tapi aku tidak bisa menjawabnya. Aku seperti kehilangan kata-kata. Mereka
mencoba menghiburku tapi pada akhirnya menyerah karena aku tetap saja murung.
Aku sudah sangat muak melihat
komputer didepanku. Tiba-tiba aku ingin pergi ke atap gedung ini. Segera aku
berlari menuju ke tangga darurat dan menaikinya hingga sampai ke atap gedung.
Kulihat hiruk pikuk manusia yang ada di bawah. Ketika aku melihat ke atas,
mobil-mobil yang disebut V-Car ini melayang dengan teratur. Hah...pemandangan
yang sudah sangat biasa di kota Freya ini. Apa mungkin aku perlu berlibur?
“Hei...apa pekerjaanmu sudah
selesai?”
Aku kenal dengan suara ini. Ini
suara Andre. Duh, gawat! Bagaiamana mungkin bos ku tahu kalau aku ada di sini.
Aku hanya diam seribu bahasa tanpa berani menengok ke arahnya.
“Apa kamu sedang punya
masalah?”Tanya Andre lagi padaku.
“Hm...yah. saya rasa begitu, Pak.
Saya merasa ada yang tidak beres dengan kehidupan
saya selama ini.”Jawabku.
Sesaat kami berdua terdiam. Aku
hanya memandang V-Car yang berterbangan melintas di dekat kantorku dengan
tatapan kosong.
“Kalau nanti malam kita ke Resto
Zentro kamu mau? Nanti kita bisa ngobrol lebih
banyak disana.”Kata Andre.
“Hah? Tapi Pak....”Kataku.
“Jangan khawatir, saya yang traktir.
Sebagai pemimpin perusahaan yang baik seharusnya
Tahu seperti apa anak buahnya
dengan berbagai pendekatan agar tidak terjadi
Miss comunication. Oke, nanti
malam aku tunggu di sana.”Kata Andre.
Andre kemudian pergi meninggalkanku.
Entah kenapa jantungku langsung berdegup kencang setelah mendengarnya berkata
seperti itu. Darah di dalam tubuhku serasa mengalir dengan deras. Sungguh aku
tak percaya, makhluk setampan itu mengajakku untuk makan malam bersamanya.
Berkali-kali kucubit pipiku tetap saja terasa sakit. Ini benar-benar nyata!
+
+
+
Restoran Zentro
Pukul 20.00
Ayo
masuk Lilia! Andre sudah menunggumu didalam. Berkali-kali aku mencoba
melangkahkan kakiku untuk masuk ke dalam restoran. Tapi rasanya berat sekali.
Aku tak berani...aku...
“Maaf
nona, anda mencari siapa?”Tanya seorang pelayan restoran itu padaku.
“ng...saya
mencari Pak Andre...”Jawabku.
“Oh,maksud
nona tuan Andre? Beliau ada di sana.”Kata pelayan itu lagi.
“Terima
kasih.”Kataku.
Kulihat
Andre dari kejauhan memberi isyarat padaku. Aku segera berlari kecil
menghampirinya. Dia semakin terlihat tampan malam ini dengan jas berwarna
abu-abunya. Sorot matanya yang tajam membuatku sesaat terdiam, seolah tersihir
olehnya.
“Ng...halo
Lilia.”Kata Andre.
“Oh
eh...ya Pak.”Kataku.
Andre
malah tertawa ketika aku menyapanya dengan sebutan “Pak”. Aku hanya tersipu
malu sambil menundukkan wajahku. Dia bilang kalau aku tak perlu memanggilnya
“Pak” disini. Karena menurut dia ini adalah pertemuan non formal. Seorang
pelayan datang sambil membawakan sebotol wine dan dua buah gelas diatas nampan.
Dia menuangkan wine ke kedua gelas tersebut hanya sampai setengah bagian gelas
itu. Kemudian dia pergi.
“Nah,
Lilia sebenarnya kamu sedang ada masalah apa? Apa karena kemarin
Aku terlalu keras padamu untuk mengerjakan
pekerjaan kantor?”Tanya Andre.
“Ng...bukan
itu. Seperti yang saya bilang kemarin. Saya merasa ada yang tidak beres
Dengan kehidupan saya.”Jawabku.
“Kenapa?
Bukankah kamu hanya tinggal sendiri di apartemen dan punya segalanya.
Kamu punya V-Car dan uang juga tidak menjadi
masalah bagimu kan...”Kata Andre
“Bukan
masalah itu. Saya merasa kesepian. Meskipun teman-teman kantor selalu
berada di dekat saya ,tapi ketika pulang ke
apartemen saya sendirian. Tidak ada
yang mau berbagi cerita dengan
saya.”Potongku.
Kenapa
aku malah cerita semuanya dihadapan bosku? Ini konyol! Andre bisa mengira kalau
aku ini masih kekanak-kanakan. Tapi entah kenapa hatiku sangat mempercayainya.
Aku masih menundukkan kepalaku, tapi akhirnya aku berani memandang wajah Andre.
Dia hanya tersenyum manis padaku. Tiba-tiba tangannya memegang tanganku dan
berkata “Tidak Lilia, kamu tidak kesepian. Kalau ada masalah, kamu bisa cerita
padaku.”
Sekali
lagi aku merasakan darah di tubuhku mengalir dengan deras. Jantungku pun ikut
berdegup dengan kencang. Aku hanya memandang Andre sambil berkata dalam hati
“benarkah kamu bisa kupercaya?”
“Tenang
saja,Lilia. Percayalah padaku.”Kata Andre yang seolah bisa membaca
pikiranku.
+ +
+
Setelah
bertemu dengan Andre tadi rasanya gairah sex ku meningkat. Sepanjang perjalanan
pulang tadi yang kubayangkan hanyalah tubuh Andre tanpa sehelai benang pun.
Berkali-kali aku hampir menabrak V-Car yang lain. Duh,Lilia ! Konsentrasi!
Jangan memikirkan hal itu.Buang pikiran kotormu itu! Tapi berulang kali aku
berusaha untuk berkonsentrasi pun aku tetap tidak bisa. Akhirnya ku aktifkan
mode driving self untuk kendali
otomatis. Yah, setidaknya ini bisa menghindarkan aku dari kecelakaan.
Ah...akhirnya
sampai juga di apartemen. Aku bergegas menuju ke kamar mandi, membersihkan
tangan dan kaki ku. Lalu melepas bajuku untuk menggantinya dengan piyama.
Ketika aku melepas baju dan melihat tubuhku sendiri yang telanjang bulat
rasanya aku ingin masturbasi. Ah...tidak...tahan Lilia. Sebentar lagi kamu akan
merasakan yang lebih istimewa lagi. Aku mengenakan piyama ku kemudian keluar
dari kamar mandi.
Sepertinya
sekarang sudah saatnya memakai Man-XT version 1. Itu adalah robot yang dibuat
mirip dengan laki-laki dan digunakan untuk memuaskan hasrat biologis para
perempuan di tahun 2024 ini. Sedangkan untuk yang laki-laki ada Woman-VX. Robot
ini wajahnya bisa disetting sesuka kita sehingga bisa menambah kenikmatan
ketika bercinta. Aku mensetting wajah robot Man-XT version 1 punyaku dengan
wajah Andre. Caranya, aku memasukkan foto Andre yang diam-diam kuambil ke dalam
database robot itu dari hp ku dengan kabel data. Robot itu langsung merespon
dan dalam sekejap wajahnya berubah seperti Andre.
Robot
itu langsung aktif, dia mendekatiku dan menciumi bibirku. Aku pun menyambutnya
dengan hangat. Dia kini mulai liar dengan mencoba membuka piyamaku. Aku
memegang tangannya agar dia tidak terburu-buru melakukan itu. Aku merebahkan
tubuhku di atas kasur dan robot berwajah Andre itu menghampiriku, dia mencoba
membuka piyamaku lagi. Aku hanya pasrah ketika dia berhasil membuka seluruh
piyamaku. Robot itu ingin membuatku pemanasan terlebih dahulu. Dengan sensor
yang dimilikinya dia tahu kalau aku sudah terangsang, kemudian dia mulai
mengajakku ke medan perang yang sesungguhnya.
+
+
+
Semenjak
bertemu di restoran Zentro, aku dan Andre pun jadi semakin dekat. Karena
kedekatannya itulah yang sering membuatku bercinta dengan robot Man-XT version.
Bahkan hampir tiga kali aku melakukannya dalam seminggu. Padahal para dokter
tidak menganjurkan orang-orang untuk sering menggunakan robot itu, terutama
bagi laki-laki. Sebab ditakutkan kalau mereka yang akan menyumbangkan spermanya
di rumah sakit, kualitas spermanya akan jelek. Sehingga keberhasilan bayi
tabung persentasenya juga menjadi rendah.
Tapi
meskipun aku melakukannya, aku tetap tidak bisa mengusir rasa kesepian ini.
Padahal kata temanku, bercinta dengan robot itu adalah hal yang menyenangkan.
Aku lama-lama bosan dengan robot itu dan hanya kusimpan didalam lemari. Robot
itu tak bisa menghilangkan kesepianku. Ketika sedang berada di kantor lagi-lagi
aku berlari menuju ke atap gedung. Kali ini aku tahu Andre mengikutiku, namun
aku berusaha untuk tidak menghiraukannya. Tapi aku tak tahan ingin mengutarakan
isi hatiku ini.
“Ng...Lilia.”Kata
Andre.
“Ng...Andre.”Kataku.
Andre
dan aku sama-sama ingin berbicara duluan. Dia memberikanku kesempatan untuk
berbicara duluan.
“Andre...aku
masih tetap merasa kesepian. Aku tahu kamu sudah sangat baik padaku,
Mau menjadi sahabatku disaat aku sedang
mengalami seperti ini. Tapi...ada perasaan
Yang lebih dari itu.”Kataku.
“Lilia,
apa maksudmu?”Tanya Andre.
“
Aku mencintaimu, Andre. Tapi aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Tadinya...
Aku mengira bahwa cinta itu hanyalah sex
semata dan ternyata aku salah. Para
Ilmuwan yang menciptakan robot sex untuk kita
itu tidaklah mengerti bahwa
Manusia hidup tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan biologisnya. Karena kita
Memiliki perasaan dan kita butuh cinta
dan....”Kataku.
Aku
tidak bisa melanjutkan kata-kataku. Aku hanya bisa menangis karena pada
akhirnya aku mengakui kalau aku mencintai bos ku sendiri. Andre mendekatiku,
kemudian dia memelukku. Air mata ini tetap tak bisa berhenti meski dia telah
memelukku.
“Lilia...aku
pun juga menyadari akan hal itu. Aku juga mencintaimu,dan aku ingin...
Aku ingin menikahimu. Karena aku sebenarnya
juga merasakan hal yang sama
Denganmu, aku kesepian. Kurasa menikah adalah
jalan satu-satunya untuk
Mengusir rasa kesepian itu.”Kata Andre.
Menikah?
Itu adalah kata-kata asing bagiku. Aku sudah membayangkan akan adanya
permasalahan yang timbul ketika pernikahan itu dilaksanakan. Belum lagi tidak
ada lembaga resmi dari negara yang mau melegalkan sebuah pernikahan.
“Tapi
Andre...tidak ada lembaga resmi yang melegalkan pernikahan di negara kita ini.
Lagipula, itu adalah awal dari sebuah masalah
dalam kehidupan.”Kataku.
“Ada
Lilia. Kudengar masih ada lembaga resmi dari negara yang mau menangani
Pernikahan secara legal, meskipun nama mereka
tidak begitu terkenal. Lilia,
Dalam kehidupan ini masalah akan selalu datang
dan pergi. Hanya saja bagaimana kita
Menghadapinya. Selama kamu takut untuk
menikah, selamanya kamu akan berada
dalam penderitaan yang tak akan pernah
berakhir dan akan membuatmu berpikir
untuk mengakhiri hidup ini.”
Kurasa
kata-kata Andre itu ada benarnya. Aku juga hampir berpikir untuk bunuh diri.
Aku menyeka air mataku dan melihat Andre yang tersenyum padaku. Aku pun jadi
ikut tersenyum.
“Ya,
Andre...aku juga mau menikah denganmu....”Kataku.
Aku
dan Andre masuk kembali ke dalam kantor sambil berbicara mengenai pernikahan
kami. Oh tuhan, terima kasih telah menuntunku untuk menemukan sahabatku yang
sebenarnya dalam hidup ini. Sahabat yang bisa menemaniku hingga akhir hayat
ini. Dialah Andre, calon suamiku.
THE END
waah, science fiction. keren!!
ReplyDeleteSeru juga nih ceritanya :)
ReplyDeletehehehe...makasih...itu baru percobaan bikin cerita dewasa+science fiction
ReplyDelete