(WARNING!!cerita ini sudah
berlevel dewasa dan khusus bagi yang sudah berumur 20+++,atau buat yang sudah
kuliah. Penulis tak bertanggungjawab jika ada anak SMA yang ikut membaca dan
terjadi "sesuatu")
By: Chiho Yuki
Acara pesta pernikahan kami
pun dimulai. Beberapa tamu undangan sudah ada yang datang. Penyanyi dari Solo
Organ yang kami berdua sewa,mulai menghibur tamu undangan disini. Sesekali ia
mengajak tamu undangan untuk bernyanyi bersamanya,menyumbangkan lagu cinta
untuk kami.
Fotografer didepanku dan
Ilham terus memotret. Terutama jika ada keluarga yang datang atau kerabat dekat
seperti teman-temanku dan dosenku dulu. Ia berhenti memotret saat ada tamu
undangan lain yang maju ke panggung dan menyalami kami berdua. Terkadang
diantara jari jemarinya yang rapat saat menyalami kami ada sepucuk amplop
kecil. Aku bingung mau kutaruh dimana amplop tadi sampai akhirnya menyadari
bahwa di jas milik Ilham ada kantongnya dan dengan cepat kumasukkan kesana.
"Eeh...kamu masukin apa
Astrid,sayang?"Tanya Ilham keheranan."Sst...ini amplop yang diberikan
sama teman ibuku tadi saat sedang bersalaman denganku."Bisikku pada
Ilham."Oh,aku tahu."kata Ilham.
Cukup melelahkan juga karena
bolak balik aku dan Ilham harus duduk lalu berdiri lagi, menyambut tamu yang
datang. Ketika tamu sudah mulai berkurang, ibuku segera mengambilkan bakso dan
siomay kesukaanku dan Ilham di tenda, serta sepiring nasi lengkap dengan
lauknya komplit dari tempat prasmanan.Lho? Cuma sepiring?
"Iya,makannya berdua.Jadi
biar romantis gitu."Kata Ibuku. Ilham menahan tawanya saat mendengar
kata-kata ibuku. Akhirnya kami benar-benar makan sepiring berdua. Ini rasanya
seperti saat aku dan Ilham makan berdua di restoran,hanya bedanya ini sepiring
berdua dan tanpa candlelight. Sesekali Ilham menyuapiku dengan romantis.
Ehem...aku tersenyum saat Ilham menyuapiku.
Di akhir acara,aku dan Ilham
meminta teman-teman kuliah dan mantan dosen pembimbing kami untuk berkumpul
serta berfoto kembali. Kali ini dengan gaya bebas dan segila mungkin. Lucu juga
saat melihat mantan dosen pembimbingku yang bisa berfoto dengan pose lain
daripada yang lain. Kulihat fotografernya yang terkadang senyum-senyum sendiri
saat melihat pose kami yang menggila.
* * *
Tidak terasa juga pulang
kerumah sudah jam 4 sore. Ingin segera melepas penat dikasur tercinta. Tapi
perjalanan tadi terlalu lama, bahkan Ilham pun sempat tertidur pulas di mobil.
Sampai ngorok pula.
Kupikir setelah ini aku dan
Ilham bisa santai sebentar. Eh ternyata tetap saja tak bisa. Ada tamu yang
datang kerumah untuk mengucapkan selamat pada kami berdua karena tadi tidak
bisa datang saat acara berlangsung. Mereka adalah teman sekantor papaku.
Malam harinya...
"Nah,akhirnya tidak ada
gangguan juga ya sayang."Kata Ilham sambil tersenyum lega. "Iya
nih...hm...."Kataku."Ayo kita mulai...!seharusnya sudah bisa dari
kemarin tapi kan kemarin aku capek."Kata Ilham yang sepertinya sudah tidak
sabar lagi. Aku terkejut saat ia menggendongku sambil membuka pintu kamar kami
berdua.
Kamar kami sudah didesain
dengan indah. Bedcover serta sprei putih yang berendra menutupi kasur berukuran
besar didepan kami. Bunga mawar yang harum ditabur diatasnya,membuat suasana
malam ini semakin romantis. Ilham menidurkanku diatas kasur itu. Ia tersenyum
lebar seolah malam ini adalah kemenangan mutlak miliknya.
Tak kuasa aku tuk menolak
ciumannya yang mendarat di keningku,pipiku,bibirku hingga turun ke leherku. Aku
segera mematikan lampu,tapi tetap membiarkan gorden jendela terbuka sedikit.
Membiarkan sang rembulan menyinari kamar kami berdua.
Aku masih bisa melihat Ilham
meski samar-samar. Ia mulai membuka bajunya perlahan,sambil menatapku dengan
lembut dan penuh senyuman. Ilham mulai telanjang dada dan terlihat dadanya yang
bidang serta perutnya yang sixpack. Sedikit demi sedikit ia membuka kimono yang
kupakai hingga akhirnya terbukalah semua. Terlihat betapa polosnya tubuhku.
Ilham terlihat semakin
mengganas. Ia benar-benar ingin menikmati tubuhku. Saat ia mulai memelukku,aku
mencoba menahannya agar tidak terburu-buru. Kupegang dadanya dan Ilham semakin
menjadi-jadi. Ia benar-benar seperti serigala yang ingin segera memangsaku.
Tiba-tiba ia memelukku dengan sangat erat sambil menciumi leherku terus.
"Hihihi..."Tawaku
kegelian."Lagi ya sayang?atau kita mulai sekarang...aah..."Kata Ilham
sambil mendesah.Begitu gelinya sampai tak sengaja kutendang perutnya dengan
keras."Aduh..."kata Ilham dan
tiba-tiba..."GEDEBUUK...!!"Suara keras terdengar sangat nyaring dari
bawah kasur. Eh, ada apa?
"Sayang..."Kata Ilham."Ada
apa?Kamu dimana?"Tanyaku. Bisakah lain kali lampunya tidak dimatikan?Aku
jatuh...setelah kamu tendang."Jawab Ilham."Oh, maaf
sweetheart...."Kataku.
The End----
(Tebak,apa yang akan terjadi
selanjutnya...hihihi)
penasaran sama cerita selanjutnya hihi
ReplyDeleteSelanjutnya adalah...eng ing eng.....
ReplyDelete