Hai hai hai...
Maaf sudah lama nggak ngisi di blog ini setelah kerja
Kali ini Yuki mau cerita tentang apa sih kerjaan Yuki
sekarang
Jadi Tarot Reader? Masih tapi hanya sabtu minggu aja sih.
Senin sampai jumatnya ada kerjaan lain.
Oke selama
5 hari aku kerja sebagai Sales khusus buat mencari nasabah penabung di sebuah
bank (sengaja nggak di sebutin banknya). Jujur awalnya aku juga gak begitu
berminat masuk sini karena lagi lagi bank (gak tau udah keturunan keberapa
kerjanya di bank semua). Eeh ya karena tuntutan dari ortu juga lah akhirnya
masuk sini (sebelumnya mau kerja sesuai jurusan di peternakan Cuma memang tidak
diperbolehkan sih, mungkin karena disana terlalu keras untuk cewek).
Kalau dibilang sales rasanya
kurang cocok ya. Oke sebenernya ini kerjaan marketing dimana aku berkeliling
bersama atasanku mencari nasabah baru untuk penabung. Yes kita satu team dan
atasanku adalah team leadernya. Nggak seperti kebanyakan team di kerja lapangan
kadang aku keluar sendiri dan atasanku keluar sendiri cari nasabah.
Jobdescription saat aku tanda tangan
kontraknya mengatakan bahwa kerjaanku itu mencari nasabah baru aja. Tapi
kenyataan di lapangannya nggak seperti itu. Kadang harus bisa merayu nasabah
lama untuk buka tabungan baru misal buat anaknya. Menawarkan produk baru juga
(kalau ada sih) sekaligus tameng terdepan ketika nasabah protes soal apa aja
dan harus didengerin (meski pulang rumah protesan nasabah dibuang ke tempat
sampah biar nggak penuh di kepala hanya protes yg penting aja yg masih
disimpan).
Pekerjaan
marketing ini banyak bikin orang ngiri terutama sama orang yang kerjaannya stay
di kantor. Nah lho apa penyebabnya coba? Karena mereka melihat kita jalan-
jalan kesana kemari ketemu nasabah ntar pulang kadang dibawain makanan atau
apalah. Padahal aslinya kalo nggak ketemu nasabah ya kepanasan ya kehujanan ya
apalah termasuk mau ketabrak motor ketabrak bis (itu kalo nggak hati-hati
dijalan).
Kata Orang jowo : Kerjaan kuwi ya sawang sinawang
Pasti
dibalik enak ya ada nggak enaknya. Apapun kerjaannya mau kantoran, marketing,
wirausaha sampe pemulung pun juga seperti itu. Jadi kenapa harus IRI? Kenapa
harus mengolok-olok orang yang kerjaannya bagi kita itu HINA?