Liburan Semester genap bentar lagi dimulai (buat
yang daerah Semarang) bertepatan dengan masuknya Bulan penuh kemuliaan alias
bulan Ramadhan. Mahasiswa2 disini sudah pada sibuk entah itu beli tiket pesawat,
kereta atau bis buat pulang ke kampung halaman, sibuk cari-cari dosen buat
remidi biar nanti nilai di KHS-nya nggak jelek, ada yang sibuk cari kerja
sambilan, atau yang lagi gencar-gencarnya di kampusku ini adalah siap-siap
mendaftar untuk SP alias semester pendek,bo....
Nah,
lo yang udah pada kuliah pasti udah nggak asing lagi kan dengan istilah
semester pendek atau biasa disingkat SP ini. Terutama buat kalian nih yang
pengen kuliahnya segera selesai dengan
hasil yang memuaskan, daripada mengulang di semester berikutnya yang tentunya
bakal bikin kuliahmu semakin lama. Berdasarkan survey (surveynya diam2 jadi
pada nggak tau) di Kampusku ini ada dua pendapat yang bertentangan. Pertama
adalah orang-orang yang sangat setuju dengan adanya SP ini. Karena menurut
mereka SP sangat membantu dan bisa dikatakan ini adalah cara tercepat dalam
memperbaiki nilai. Sehingga bisa sedikit mempercepat kuliahnya tanpa harus
mengulang mata kuliah tersebut di semester depan. Meskipun mereka harus rela
waktu liburannya terpotong separo dan membayar tiap mata kuliah yang mereka
ikuti dalam SP. Kedua adalah orang-orang yang nggak begitu suka dengan SP
(seperti saya hehehehe...). Alasannya nih karena SP buang-buang waktu aja dan
juga belum tentu lulus (kalau yang nilanya D). Padahal kalau mengulang pun juga
belum tentu lulus (lah sama aja dong). Tapi yang jelas mereka tidak mau ikut SP
karena buang-buang duit dan percuma. Ada juga yang males atau mungkin capek
karena harus kuliah pas puasa (gooodaaannya berat bo...). Mengulang kuliah
adalah solusi terbaik buat mereka daripada harus merelakan liburan dan uangnya
habis untuk ikut SP.
Bagaimana
dengan pendapat dosen atau kakak angkatan. Nah, lagi-lagi ada dua pendapat yang
bertentangan. Kalau dosen waliku (maap ye nama tidak disebutkan) mengatakan
bahwa mengulang itu lebih baik dibandingkan ikut SP. Dan...sepertinya dosen
waliku itu agak nggak sreg dengan SP. Kenapa? Beliau hanya menjawab “ dulu
waktu kamu ikut SP dosennya sama dengan waktu kuliah bukan? Tapi kamu tetap
tidak bisa memperbaiki nilai mu. Itu berarti kamu memang tidak cocok dengan
dosennya. Lebih baik kamu mengulang saja. Kan waktu kamu mengerjakan skripsi
masih bisa ikut kuliah untuk memperbaiki nilaimu. Lagipula kalau mengulang kamu
bisa tahu siapa dosen yang mengampu mata kuliah tersebut. Dita bisa lihat di
KRS onlinenya.” Nah nah nah...beda lagi dengan pendapat Mbak Nadia kakak
angkatan saya 2008 yang sekarang sedang melanjutkan S2 nya. Dia berpendapat
kalau “SP itu adalah kesempatanmu untuk memperbaiki nilai. Kapan lagi kamu mau
memperbaiki nilai kalau bukan sekarang? Mumpung masih ada SP lebih baik kamu
ambil aja. Aku dulu juga ambil SP kok,dek.”
Jadi? Bagaimana menurut pendapat
kalian............................................???
bolh dicoba tuh..
ReplyDeletetp kampusku kyakny ga ada SPnya..
berarti kalo salah satu mata kuliahnya ada yang harus di perbaiki nilainya harus mengikuti SP, ketimbang mengulang mata kuliah tersebut yang notabennya nilainya kecil?
ReplyDeleteMas Eko Purnomo di kampusnya nggak ada SP yaaa??
ReplyDeleteMas Irfan...ng sebenarnya bukan begitu sih. SP kan nggak wajib. yang memilih SP tu mikirnya kan ada kesempatan untuk mengulang dengan waktu yang singkat, kenapa juga nggak dicoba. tapi yang jelas baik SP maupun kuliah biasa tidak ada jaminan untuk mudah lulus. tergantung dari usaha kita
Kak kalau mengikuti SP terus nilai kita yang disemster ini dapat C misalkan terus ikut SP nilainya Jadi B . Apa Nilai kita yg tadinya C bisa Jadi B ?? Atau gimana kak
ReplyDeleteYa bisa,tapi tergantung usaha kamu juga yaa
Delete