One Missing Kol

Suatu hari di asrama khusus mahasiswa fakultas Peternakan

      Bau sedap tercium dari dapur asrama cewek. Membuat siapapun yang kebetulan lewat langsung belok ke dapur,tidak terkecuali Dita. Cewek berambut pendek yang gayanya kayak cowok abis-abisan ini diam-diam masuk ke sana. Dia melihat Siti, Emi, Dame, Neda lagi masak untuk pesta kecil-kecilan nanti malam.
“Wah, enak nih…”Kata Dita sambil mengambil sedikit cap jay bikinan
Siti yang udah jadi.
“Eh-eh,Dita…ndak boleh,ya. Ini buat nanti malam. Oke…!”Kata Dame sambil
memukul tangan Dita pakai sendok.
“Aduh…Iya-ya. Aku tahu!”Kata Dita.
“Eh,Dit.Daripada kamu gangguin orang lagi masak,lebih baik bantuin Emi
sini bikin sop ayam.”Kata Emi.
“Wuaduh…nggak deh,Mi. Aku nggak bisa masak.”Kata Dita.
      Dita kemudian keluar dari dapur. Dia berjalan menuju ke koridor,tempat anak-anak cewek biasa ngumpul buat nggosip. Di koridor sepi,tidak ada satupun orang disana. Yang ada hanyalah Moncil,marmot peliharaan Dita. “Nguik…!Nguik…!Nguik…!” Moncil berteriak riang sambil menghampiri Dita,dia berharap majikannya itu mau memberi makanan. Namun Dita tidak memberinya apapun. Dia terus berjalan hingga akhirnya dia sampai di gerbang pintu pagar asrama.
“Aku tak mau…kalau aku dimadu…Ah…”
      Seorang waria datang mengamen di depan pintu gerbang asrama. Dita melihatnya dengan jijik (maklumlah…dia kan benci sama yang namanya banci). Dia merogoh kantong celananya,mencoba mencari uang receh. Akhirnya dia menemukan uang receh 500-an. Dita segera memberikannya pada waria tadi dan berharap dia segera pergi. Tapi ternyata…
“Ih…masnya baik deh. Makasih ya…”Kata Waria itu.
Aku cewek! Bukan cowok! Sana pergi-pergi! Hush!”Usir Dita.
“Aduh,masnya yang ganteng kok gitu sih sama eike. Eike kan cantik,bo.”Kata
Waria itu sambil membuka pintu pagar asrama.
“Eh-eh jangan coba-coba masuk ya…”Kata Dita sambil menjauh dari pagar.
“Nggak papa dong masuk…Jamila kan cuma mau kenalan sama masnya.”
Kata Waria itu.
“Wuaduh…gawat! LARI…!!!”Teriak Dita.
      Dita pun berlari menjauhi pintu pagar asrama. Sementara waria tadi juga ikut berlari mengejarnya. Kejar-kejaran seru terjadi antara Dita dengan Waria tadi. Dita terus berlari sampai akhirnya dia masuk ke asrama cowok.
       Di koridor asrama cowok ada Adi,Tarno,Latip,Anam,sama Rahmat lagi nongkrong sambil ngobrol. Mereka melihat Dita yang lagi lari dikejar sama waria.
“Eh...kayaknya aku ndak pernah ngelihat cowok itu. Itu siapa sih?”Tanya
Rahmat.
“Itu bukan cowok...! Itu Dita,bro!”Kata Latip.
“Eh...ngomong-ngomong...Dita kok sampai di asrama cowok. Udah gitu lari-lari
Lagi.”Kata Adi.
“Lari...!Ada banci...!”Teriak Dita sambil berlari.
“Ah,mana?! Kamu bohong!”Kata Anam.
“Eh...Dia nggak bohong! Itu memang ada banci!”Teriak Tarno.
“Ah...ternyata disini banyak cowok ganteng. Hai,cowok...muach-muach...”
Kata Waria itu,dengan genit.
“LARI...!!”Kata Tarno.
“Aku paling benci sama yang namanya banci.Aaa...!”Teriak Rahmat sambil
Berlari.
“Diit...tunggu kita...!”Teriak Latip.
       Akhirnya cowok-cowok itu ikut berlari bersama Dita. Sementara waria tadi menambah kecepatan berlarinya hingga akhirnya jarak antara dia dengan Dita dan cowok-cowok yang dikejarnya semakin dekat. Cowok-cowok tadi dan Dita semakin panik. Mereka terus berlari hingga akhirnya masuk ke dalam dapur.
       Didalam dapur, komandan alias Arifin lagi bikin masakan buat nanti malam. Dia ingin bikin surprize buat temen-temennya dengan masak mi surabaya dan kwe tiaw. Mi Surabaya bikinannya udah jadi. Sekarang tinggal kwe tiaw-nya yang belum. Komandan memasukkan bumbu-bumbu ke dalam penggorengan. Tidak lupa dia memasukkan kwe tiaw-nya. Sambil menggoreng kwe tiaw,dia menyiapkan kol untuk dipotong dan dimasukkan ke dalam penggorengan. Tiba-tiba Dita dan cowok-cowok tadi datang. Dita berlari sambil menyambar kol yang ada di meja. Kemudian melemparnya ke arah waria tadi. Komandan yang hendak memasukkan kol ke dalam penggorengan jadi bingung karena kol yang tadi dia siapkan hilang.
“Lho-lho...? Kok kol-nya hilang.”Kata Arifin.
Tiba-tiba HP-nya berbunyi. Arifin segera mengambilnya dari kantong celananya.Rupanya ada yang menelponnya. Baru saja mau mengangkatnya,tiba-tiba HP-nya tidak berbunyi lagi.
“Hah? One Missing Kol?Eh...One Missed Call?Hm...tapi kok private number,ya.”
Kata Arifin.
      Komandan tidak memperdulikan hal itu lagi. Dia kemudian mengambil kol lagi di kulkas. Ketika dia hendak memotong kol itu,tiba-tiba Dita dan cowok-cowok tadi lewat lagi sambil menyambar kol-nya. Arifin pun kaget sampai-sampai dia terjatuh. Dan lagi-lagi ada yang iseng miss call ke HP-nya.
“Aduh...! Dina iki napa sih(hari ini kenapa sih),kok sial banget! Udah jatuh,kol-
Nya dicuri orang. Terus ada One missing kol eh...one missed call lagi!”
Kata Arifin.
       Sebenarnya dia bukan sebel sama orang yang miss call ke HP-nya. Tapi dia sebel sama orang yang mencuri kol-nya. Komandan akhirnya berniat menjebak pencuri itu. Dia mengeluarkan kol lagi dari dalam kulkas. Kemudian meletakkannya di atas meja dekat kompor. Dia lalu berdiri di dekat pintu dapur sambil memegang spatula buat memukul pencuri kol. Beberapa menit kemudian,Dita berlari melewati dapur. Dita hendak mengambil kol yang ada di meja. Tiba-tiba...
“Hayo...!Ternyata kamu ya Dit yang mencuri kol-ku.”Kata Arifin.
“Eh...Ini kol-mu,ya. Sori ya,Bro...Hehehe...”Kata Dita.
“DITA...!Awas...!!!”Teriak Rahmat
“Bruuk!!”Terjadi tabrakan karambol antara cowok-cowok tadi,Dita,dengan Komandan. Mereka semua terjatuh,kemudian mereka berusaha bangun kembali.
“Aduh...!Dita kenapa sih kok tiba-tiba berhenti di tengah jalan! Banci itu masih
ada di belakang kita!”Protes Latip.
“Iya,aku tahu! Tapi Komandan nih menghalangiku!”Kata Dita.
       Tiba-tiba waria itu muncul di dekat mereka semua. Dita,cowok-cowok tadi,dan Komandan jadi takut. Waria itu memandang mereka semua dengan tatapan menggoda (tapi menurut mereka tatapannya itu menjijikkan). Latip dan Tarno mendorong Komandan sampai di depan waria itu.
“Apa-apaan sih?!”Kata Komandan.
“Komandan...tolong hadapin tuh banci. Kita udah nggak kuat lagi nih ngadepin
dia.”Kata Latip.
“Lho? Kok aku sih?!”Protes komandan.
“Lah...kan sama ‘sesamanya’ masa’ gak berani.”Kata Rahmat.
“Enak aja! Aku juga cowok! Bukan banci!”Kata Komandan.
“Halah...tapi gayamu kaya’ cewek,Komandan.”Kata Adi.
“Grr...!Aku gak terima! Oke,aku bakal hadapin tuh banci untuk membuktikan
Kalau aku bener-bener cowok.”Kata komandan.
Komandan mulai bergaya layaknya seorang kungfu master sambil memegang spatula-nya. Kemudian....
“Hiyaa...t! Jurus...Langkah Seribu...!!”Teriak Komandan sambil berlari keluar
dari dapur.
“Yah...komandannya aja lari...Gimana dengan anak buahnya??!”Kata Dita.
“Ya...sebagai anak buah yang baik kita juga ikut lari aja. Aaaa....!”
Teriak Rahmat sambil berlari.
       Mereka semua akhirnya berlari mengikuti Komandan. Komandan berlari menuju ke pintu pagar asrama. Dia membuka pintunya,kemudian berlari keluar diikuti oleh cowok-cowok tadi dan Dita. Waria tadi juga masih mengejar mereka sampai ke luar asrama. Ketika tahu kalau waria itu juga sudah keluar dari asrama,Komandan langsung berlari kembali ke dalam asrama. Dita dan cowok-cowok tadi juga mengikutinya. Komandan dan cowok-cowok tadi sampai di dalam asrama duluan. Sementara Dita tertinggal jauh di belakang. Tiba-tiba Latip mengunci pintu pagar asrama.
“Woi! Buka...!Kalian kejam! Masa’ aku dikunci. Haduh...!”Teriak Dita dari luar
Pagar.
“Maaf,Dit. Habis kamu larinya lambat sih. Hati-hati,Dit! Banci itu datang ke sini
lagi.”Kata Latip.
“Iya,aku tahu! Makanya buka pagarnya dong...!”Kata Dita.
“Aku nggak berani,Dit....”Kata Latip.
Waria tadi sudah semakin dekat. Dita jadi tambah takut. Akhirnya dia nekat memanjat pagar asrama. Dengan cepat dia sampai di dalam asrama.
“Wah,Dita keren...!”Kata Rahmat.
“Keren gundulmu! Aku nyaris mati berdiri nih gara-gara ketemu sama banci itu.”
Kata Dita.
+ + +
Malam Harinya...
      Beberapa cowok mengangkat meja panjang kemudian membawanya ke dekat kolam ikan. Sementara cewek-ceweknya meletakkan masakan yang mereka buat tadi siang. Ada juga yang meletakkan beberapa balon untuk menghiasi bagian pinggir kolam. Sebenarnya ini adalah pesta perpisahan bagi mereka. Karena di semester 2,banyak dari mereka yang tidak di kelas C lagi. Acara pesta ini juga merangkap sebagai acara pelepasan Arifin sebagai Komandan (coz,dia pindah di kelas A. Jadi,dia bukan Komandan lagi).
“Ehem! Saya bingung mau ngomong apa.”Kata Arifin.
“Lho? Piye to,Pin?(Gimana sih,Pin?)Kok malah bingung mau bilang apa.”
Kata Tika.
“Iya,Tika. Aku bingung mau bilang apa. Soalnya...hem...yah...jujur aku senang
bisa punya temen seperti kalian. Aku juga sebenarnya nggak mau pindah ke
kelas A. Tapi mau bagaimana lagi. Kuota satu kelas Cuma 60 orang. Sementara
kita ada 80 orang. Jadi,mau nggak mau kita ada yang beda-beda kelas.”Kata
Arifin,raut wajahnya tiba-tiba berubah menjadi sedih.
“Fin,biarpun sekarang kita beda-beda kelas. Tapi kita tetap berteman selamanya.
Friends Forever! Betul teman-teman...?!”Teriak Dame.
“Betul,Dame...!”Teriak semuanya.
“Yah...benar kata Dame. Hah...jadi ingat waktu pertama kali kita kuliah dulu.
Hem...”Kata Arifin,tiba-tiba air matanya meleleh membasahi pipinya.
“Aripin...kamu nangis,ya?”Tanya Neda.
“Nangis gimana sih,Neda. Dia Cuma pura-pura. Tuh,lihat! Ditangan kirinya ada
Obat tetes mata.”Kata Abdullah alias Arab.
“Hehehe...maaf,Ned. Kan biar kelihatan gimana gitu...”Kata Arifin sambil terus
Meneteskan obat tetes mata ke matanya agar terlihat seolah-olah menangis.
“Huu...!Payah!”Kata Rahmat sambil mendorong Arifin.
Arifin tidak bisa menjaga keseimbangan badannya.Dan akhirnya...”Byur!” Dia tercebur ke dalam kolam ikan.
“Lho? Kenapa kamu jatuhin Arifin ke kolam ikan?”Tanya Tika.
“Habis dia kelamaan sih! Pidato panjang lebar,udah gitu pake acara nangis
Segala.Kalau kaya’ begitu,kapan acara makan-makan dimulai. Aku udah
Laper nih!”Kata Rahmat.
“Bener juga kata Rahmat. Aku sama kaya’ kamu,Mat. Udah laper nih. Ayo
Makan...!”Teriak Dita.
“Ayo...!”Teriak yang lainnya.
       Mereka semua akhirnya menuju ke meja panjang,saling berebut mengambil makanan tanpa memperdulikan Arifin. Arifin tiba-tiba keluar dari kolam ikan. Dia mengeluarkan beberapa ikan yang nggak sengaja masuk ke dalam bajunya. Beberapa tanaman air juga ‘nyangkut’ di badannya. Arifin jadi kelihatan mengerikan dengan hiasan tanaman air di badannya. Dan itu membuat Emi teriak-teriak nggak jelas. Anak-anak kelas C langsung melihat ke arah Arifin setelah mendengar teriakan Emi.
       Arifin tidak berkata apa-apa. Dia menatap tajam ke arah temen-temennya terutama Rahmat yang udah menjatuhkan dia ke kolam ikan. Kemudian dia menuju ke meja panjang. Temen-temennya yang lain menyingkir sambil melihatnya ngeri. Seolah-olah mereka baru melihat monster lagi ngambil makanan. Arifin mengambil piring kosong,kemudian mengisi piring itu dengan makanan yang disediakan di meja panjang. Selesai makan,dia berjalan menuju ke arah Rahmat. Rahmat terlihat ketakutan,dia berusaha lari tapi Arifin berhasil memegang bajunya. Arifin kemudian mendorong Rahmat hingga terjatuh ke dalam kolam ikan.
“Hahahaha...gimana rasanya,Mat?! Enak to? Mantep to?Hahaha....”Kata
Arifin.
“Arrgh! Sialan kamu,Fin!”Umpat Rahmat.
“Hahaha...senjata makan tuan tuh,Mat.Eh-eh...Aaa...!”Teriak Neda.
“Byur!!”Neda juga ikut-ikutan jatuh ke dalam kolam. Anak-anak kelas C semuanya langsung tertawa terbahak-bahak. Wajah Neda keliahatan memerah karena malu.
“Hahaha...sekarang giliran Neda yang senjata makan tuan.”Kata Dita.
“Enak aja! Ayo,Dit. Kamu juga harus bersamaku di kolam ini.”Kata Neda sambil
menarik kaki Dita.
“Nggak...!Aku phobia kolam...aaa...!”Teriak Dita.
“Byur!” Sekarang giliran Dita yang jatuh ke dalam kolam ikan. Dan lagi-lagi anak-anak kelas C tertawa menyaksikan itu.
“Udah deh...acaranya jadi kacau nih gara-gara kalian kecebur ke dalam kolam.”
Kata Emi yang nggak tega melihat teman-temannya basah kuyup gara-gara
Jatuh ke dalam kolam.
      Emi kemudian membantu Dita dan Neda keluar dari kolam. Sementara Rahmat mencoba keluar sendiri dari kolam.
“Oh ya. Ngomong-ngomong,sekarang kan Arifin bukan komting kelas C nih.
Kira-kira siapa ya komting kita nanti?”Tanya Latip.
“Kamu aja deh,Latip.”Kata Siti.
“Lho?Kok aku? Nggak mau deh...”Kata Latip.
“Yah...terus siapa nih komting kelas C yang baru?”Tanya Panji.
“Aku mencalonkan Neda sebagai komting kelas C yang baru.”Kata Arifin.
“Weh,ogah! Nanti kalau aku jadi komting,aku ajak kalian semua buat bolos
Kuliah.”Kata Neda.
“Wah...ada aliran sesat disini.”Kata Dita.
“Eh,Dit.Kalau kamu mau milih siapa nih buat jadi komting baru?”Tanya Ella.
“Hm...kalau aku milih Pak Tarno aja.”Jawab Dita.
“Cie...cie...Dita...Ehem-ehem!”Kata Novi Kodok (dipanggil Novi kodok karena di
Tasnya selalu tergantungan boneka kodok).
“Apa sih Nopi ni...suka-suka aku dong mau milih siapa.”Protes Dita.
“Hahahaha...”
      Malam ini,semua anak kelas C benar-benar sangat bahagia. Mereka berpesta hingga mereka lupa kalau ini sudah pukul 12 malam.
+ + +
Keesokan Harinya...
“Hatching!!”
“Hatching...!”
“Ha...ha...Hatching!”
       Suara bersin terdengar keras dari kamar Arifin dan Rahmat. Mereka berdua masuk angin gara-gara semalam mereka jatuh kedalam kolam ikan.
“Aduh...Mat. Aku udah nggak kuat lagi.Kita beli obat yuk di apotik.”
Ajak Arifin.
“Yah...Fin. Aku lagi kanker nih alias kantong kering. Kamu aja yang beliin.
Nanti aku nitip dah....”Kata Rahmat.
“Ye...aku ogah!”Kata Arifin.
“Ya udah gini aja deh. Kita pakai cara tradisional ala nenek moyang kita aja.”
Kata Rahmat.
“Maksudmu,Mat?”Tanya Arifin.
“Kerokan,Fin. Kamu punya balsem,kan?”Tanya Rahmat.
“Iya. Ya udah deh. Kita gantian aja kerokannya.”Jawab Arifin.
       Dan akhirnya Arifin dan Rahmat gantian bikin “Tatto sakti” dipunggung mereka untuk mengusir yang namanya masuk angin agar segera pergi dari badan mereka selamanya...
+ + +
SELESAI

Mantra Cinta

      Udin terus melihat ke arah Ratna.Kulitnya yang putih dan paras wajahnya yang cantik.Belum lagi rambutnya yang hitam dan panjang seperti bintang iklan shampo.Itu semua membuat Udin nggak bisa memalingkan wajahnya dari Ratna.
“Din,Pak Didik datang lho.”Kata Reza.
“Iya,aku tahu.”Kata Udin.
“Woi!Aku serius nih ngomongnya!Pak Didik udah datang.”Kata Reza,sebel.
       Tapi Udin tidak memperdulikan kata-kata Reza.Dia terus melihat Ratna yang asyik bercanda dengan teman-temannya.Ratna kemudian menoleh ke kiri.Dia tidak sengaja melihat Udin.Ketika melihat Udin,dia tersenyum sebentar.Setelah itu,dia bercanda kembali dengan teman-temannya.
Pak Didik yang sudah datang ke kelas mulai mengajar.Ratna dan teman-temannya berhenti bercanda.Mereka kemudian mengeluarkan buku catatan dan bolpoint dari tas.Meskipun begitu,Udin tetap memperhatikan Ratna.Dia sama sekali tidak memperhatikan Pak Didik yang sedang menerangkan di depan kelas.
“Ehem!”Pak Didik berdehem.Pak Didik kemudian berdiri tepat di depan Udin.Sehingga pandangan Udin terhalangi oleh Beliau.
“Aduh,kok jadi gelap sih.Hei!Jangan....”Kata Udin.
“Jangan apa?Hah?!Kamu ini malah tidak memperhatikan.Kamu lihat apa?”Tanya
Pak Didik.
“Ng...nggak.Nggak lihat apa-apa kok,Pak.”Jawab Udin.
“Nggak lihat apa-apa?Alasan yang tidak logis!Saya tidak percaya!Sekarang kamu
Keluar dari kelas,bersihkan WC.”Kata Pak Didik.
“Sekarang,Pak?”Tanya Udin.
“Ya,sekarang.Masa’ tahun depan.”Jawab Pak Didik.
Udin keluar dari kelas.Kemudian disusul oleh Pak Didik.Beliau sengaja mengikuti Udin.Karena beliau ingin melihat apakah Udin benar-benar melaksanakan perintahnya itu atau tidak.Sampai di WC...
“Ayo!Bersihkan!”Perintah Pak Didik.
       Udin benar-benar sebel.Dalam hatinya dia bernyanyi, “Sungguh teganya dirimu teganya-teganya-teganya.”
+ + +
“Din,kamu beneran nih suka sama Ratna?”Tanya Reza.
“Ya-iyalah.”Kata Udin.
“Ya udah.Kalau gitu tembak aja sana.”Kata Reza.
“Nah,itu dia masalahnya.”Kata Udin.
       Udin kemudian bercerita kalau dulu dia pernah nembak Ratna pakai surat.Tapi karena di surat itu tidak ada namanya,Ratna jadi nggak tahu siapa yang ngirim.Udin sebenarnya mau nembak lagi.Kali ini dia mau ngomong langsung.Tapi masalahnya,dia nggak berani.
Reza mengangguk-angguk setelah mendengar penjelasan Udin.Dan sebagai sahabatnya,dia berjanjian mau membantunya.Reza kemudian memberi saran kepada sahabatnya itu.Sarannya,sebaiknya Udin menemui mbah dukun Ghaul.Alias mbah Ghaul.Kata Reza,mbah Ghaul ini ahli dalam menangani masalah percintaan.
“Serius?”Tanya Udin.
“Ya iyalah.Malah dua rius.”Jawab Reza.
“Ya udah deh.Besok habis pulang sekolah aku diantar ke sana ya.”Pinta Udin.
“Eko!”Kata Reza.
“Maksudmu?”Tanya Udin.
“Maksudku...Oke!”Jawab Reza.
+ + +
       Sesuai dengan janji Reza kemarin,dia mengantar Udin ke rumah Mbah Ghaul.Setelah melewati perjalanan yang panjang,akhirnya mereka sampai juga.Rumah mbah Ghaul berbeda dengan rumah yang lainnya.Di pagarnya dipajang beberapa tengkorak manusia.Lalu di bagian depannya dipasang kain hitam.
Reza masuk duluan.Sementara Udin mengikutinya dari belakang.Dia berjalan sangat lambat.Reza pun jadi kesal melihatnya.
“Woi!Jalannya lambat banget.Cepetan dikit donk!”Kata Reza.
“Aku takut nih....”Kata Udin.

“Kamu itu cewek apa cowok sih!Baru segini aja udah takut.Ayo cepetan!”
Perintah Reza.
       Udin akhirnya memberanikan diri.Dia berjalan cepat menuju ke dalam.Bahkan mendahului Reza.Tapi didalam hatinya dia mengakui,kalau sebenarnya dia masih takut.
+ + +
Di dalam ruangan
“Mbol gombal gambul gambulnya jadi jadi gombal.”Kata Mbah Ghaul.
“Byur!”Mbah Ghaul Tiba-tiba menyemburkan air ke arah Udin.
“Aduh,basah!”Keluh Udin.
“Saya sudah tahu....Kalau kalian mau datang kesini.”Kata Mbah Ghaul.
“Lho?Mbah kok tahu kalau kita mau datang ke sini.O...aku tahu!Mbah lihat
kita pakai mata batin,kan.”Tebak Udin.
“Bukan...!”Kata Mbah Ghaul.
“Terus pakai apa,Mbah?”Tanya Reza.
“Pakai teleskop....”Jawab Mbah Ghaul.
       Udin memandang Reza.Kemudian berbisik, “Mbah,ini kayaknya agak miring ya.Masak ngelihat kita pakai teleskop.”Tiba-tiba Reza menyodok pinggang Udin.Udin pun kesakitan.Reza kemudian berkata, “Hush!Ngawur kamu.Kalau Mbah Ghaul tahu gimana?”
“Hmm...saya tahu.Saya tahu...Kalian datang kesini karena punya masalah
dengan cincha.Iya,kan.”Kata Mbah Ghaul.
“Bukan saya,mbah.Tapi teman saya.”Kata Reza sambil menunjuk ke arah
Udin.
“Iya,mbah.Saya punya masalah dengan cinta.Bukan cincha.”Kata Udin.
“Cincha ya...Hmm....”Kata Mbah Ghaul.
“Cinta,mbah.”Kata Udin.
“Cincha!”Kata Mbah Ghaul.
“Cinta!”Kata Udin.
“Cincau ada ndak?Kalau ada aku pesen satu deh.Pakai es,ya.”Kata Reza.
“Udah-udah!Itu nggak usah dibahas.Nah,sekarang tolong ceritakan
masalahmu.”Kata Mbah Ghaul.
       Udin menatap Reza.Dari tatapannya seolah dia berkata, “Katanya dia dukun.Kan harusnya dia tahu.Masa’ dia malah nyuruh aku cerita apa masalahku.”Tiba-tiba Mbah Ghaul memukul mejanya.Bunga-bunga melati yang ada di mejanya pun jatuh.Udin dan Reza jadi takut.Akhirnya Udin mau bercerita.
Setelah Udin selesai bercerita,Mbah Ghaul mengangguk-angguk.Beliau kemudian berjalan menuju ke sebuah almari.Mbah Ghaul membuka salah satu lacinya dan mengambil sebuah buku tebal berwarna pink.Dibagian sampul buku itu tertulis:

1000 Mantra Cincha
By:Mbah Ghaul

“Begini nak,untuk masalahmu itu...Mbah sarankan kamu pakai mantra....”
Kata Mbah Ghaul.
“Mantra apa,Mbah?”Tanya Udin.
“Sebentar!Sabar dikit donk!”
       Udin kembali ketakutan.Dia hanya mengangguk saja.Mbah Ghaul terlihat sibuk membuka halaman demi halaman buku mantranya.Tiba-tiba....
“Ini dia mantra ke-999.”Kata Mbah Ghaul.
“Apa?Gimana mantranya,Mbah?”Tanya Udin.
“Begini...jangan lupa dicatat biar nggak lupa.”Jawab Mbah Ghaul.
“Iya-ya.”Kata Udin.
“Tikus pecerit tikus pecerit,wong wedhok ayu moro wong lanang ganteng.”
Kata Mbah Ghaul.
“Mantra ini dibaca dengan cara membelakangi cewek yang kamu sukai.”
Lanjutnya.
“Ya-ya,Mbah.”Kata Udin.
+ + +

       Hari ini Udin ingin mempraktekkan mantra yang dikasih sama Mbah Ghaul.Awalnya dia ingin mempraktekkannya pada waktu di kelas,tapi gagal.Karena dia tidak berhasil membelakangi Ratna.Akhirnya dia mau mencobanya sepulang sekolah.
“Teng!Teng!Teng!”
“Yee...!”Teriak anak-anak satu kelas.
“Anak-anak,jangan lupa PR-nya di LKS halaman 10 sampai 12.”Kata Bu
Nanik.
“Ya,bu....!”Teriak anak-anak lagi.
“Yes!Akhirnya pulang juga.”Kata Udin dalam hati.
       Ratna dan teman-temannya keluar dari kelas.Diam-diam Udin mengikutinya.Dia terus mengikutinya dan berharap Ratna berhenti berjalan.Sehingga dia bisa mengikuti Ratna sambil membaca mantranya.Tapi Ratna terus berjalan.Udin mulai tidak sabar.
Akhirnya Ratna berhenti juga.Begitu tahu itu,udin langsung membelakangi Ratna.Kemudian membaca mantranya.
“Tikus pecerit tikus pecerit,wong wedhok ayu moro wong lanang ganteng.”
Kata Udin.
“Udin....”
“Wah,berhasil!Thank’s,Mbah”Kata Udin.
       Dari belakang ada tangan yang memegang pipi Udin.Tapi tangan itu tidak hanya sekedar memegang saja.Tangan itu juga mengelus-elus pipi Udin.Udin pun meraih tangan itu.Kemudian dia menciumnya.Dia berharap bisa mencium bau wangi handbody lotion dari tangan itu.
Tapi bukannya bau wangi yang tercium dari tangan itu.Melainkan bau sampah!Udin langsung melihat tangan itu.Dia heran,karena tangannya hitam.Padahal kulit Ratna itu putih.Udin merasa ada yang tidak beres.Dia menengok ke belakang dan....
“Arrgh...!”Teriak Udin.
       Tanpa basa-basi Udin pun langsung lari.Sementara di belakangnya ada cewek yang mengejarnya.Cewek itu memakai baju lusuh dengan hiasan sampah diatas kepalanya.Cewek itu sebenarnya adalah...Orang Gila!
“Sana pergi!Hush!Hush!”Bentak Udin.
“Ah...Mas Udin kok gitu sih.”Kata Orang Gila itu.
“Mas,jangan lari.Tunggu aku....”Lanjutnya.
“Nggak mau!PERGII...!”Bentak Udin lagi.
+ + +
“Reza...kamu tau nggak.Kemarin aku hampir mati gara-gara dikejar sama
gila.”Kata Udin.
“Lho?Kok bisa?Wah,pasti Mbah Ghaul salah kasih mantranya.Ya udah,kita
kesana lagi.Kita minta Mbah Ghaul tanggung jawab sama kamu.”Kata Reza.
       Dua orang itu pergi lagi ke rumah Mbah Ghaul.Sampai di rumah Mbah Ghaul,mereka langsung masuk ke dalam.Tapi ternyata Mbah lagi nggak ada di dalam.Mereka berdua jadi bingung.Kemudian mereka mencari Mbah Ghaul di ruangan lain.Tapi hasilnya nihil.
Tiba-tiba terdengar suara musik untuk senam SKJ.Di belakang rumah Mbah.Udin dan Reza kemudian berlari menuju ke belakang rumah.Dan ternyata Mbah Ghaul ada di sana.
“Lho,Mbah.Lagi ngapain?”Tanya Reza.
“Lagi senam SKJ-lah,biar sehat.Ayo sini ikutan senam sama Mbah.”Jawab
Mbah Ghaul.
“Thank,s Mbah.Tapi kita sudah senam kok tadi pagi.”Kata Udin.
“Ya sudah.Oh ya,kalian ada apa kesini lagi?”Tanya Mbah Ghaul.
“Mantranya yang kemarin salah,Mbah.Bukannya dikejar sama cewek
Inceranku eh...malah dikejar sama orang gila.”Jawab Udin.
       Mendengar jawaban Udin,Mbah Ghaul langsung mematikan tape-nya.Kemudian mengajak Reza dan Udin masuk ke dalam ruang prakteknya.Mbah Ghaul membuka buku 1001 mantranya lagi.Kemudian dia sibuk membolak-balik buku itu.Udin dan Reza udah tidak sabar lagi menunggunya.
“Mbah lama banget sih.Udah biar aku aja yang nyari mantranya.”Kata Udin.
“Eits!Nggak boleh.Buku ini Cuma Mbah yang boleh baca.”Kata Mbah Ghaul.
“Ya udah.Kalau begitu cepetan dong Mbah cari mantranya.”Kata Reza.
“Sabar,nak.Nah,ini dia.Eureka!Ketemu!”Kata Mbah Ghaul.
       Buru-buru Udin mengeluarkan bolpoint dan buku catatannya.Tapi sebenarnya Mbah Ghaul bukan menemukan mantranya.Dia malah menemukan kutu yang nggak sengaja jalan-jalan di pundaknya.Udin dan Reza jadi kecewa.
“Mbah!Serius donk!”Kata Udin.
“Ini udah dua rius nih.”Kata Mbah Ghaul.
“Ini lho mantranya.”Lanjutnya.
+ + +
“Kamu ingat kan kata Mbah Ghaul kemarin?”Tanya Reza.
“Iya.Pokoknya baca mantranya,terus sembur air kembang 100 rupa.”Kata
Udin.
       Udin kemudian berjalan mengendap-endap mendekati Ratna.Setelah dia rasa jaraknya cukup dekat,Udin langsung membaca mantranya.Selesai membaca mantra,dia meminum air kembang 100 rupa.Kemudian dia menyemburkannya ke Ratna.Tapi ternyata semburannya tidak mengenai Ratna.Semburannya ternyata mengenai seorang ibu-ibu yang sedang menyapu di dekat Ratna.
“Aduh...!”Teriak Ibu itu.
“Eh-eh...Ma...maaf,bu.”Kata Udin.
“Maaf-maaf.Dasar kurang ajar!Rasain nih!”Kata Ibu itu.
“Pak-pok-Pak!”Ibu tadi memukul Udin dengan sapunya.
“Aduh,bu.Maaf...maaf....”Kata Udin.
+ + +
       Reza berjalan ke kelasnya sambil bersiul.Di tengah jalan,dia bertemu dengan Udin.Reza heran ketika melihat Udin yang wajahnya penuh lebam.Dia kemudian memanggil Udin.
“Din!Kenapa wajahmu jadi kayak gitu?”Tanya Reza.
“Kenapa?Kamu tanya kenapa?kemarin aku habis dipukul pakai sapu
ibu-ibu.Asal kamu tahu aja.Ini semua gara-gara mantranya Mbah Ghaul
yang sinting itu.Udah ah!aku mau nembak Ratna pakai caraku sendiri.”
Kata Udin.
“Yakin nih....”Kata Reza.
“Yakin!Lihat aja sendiri.”Kata Udin,sambil membusungkan dadanya.
Udin kemudian berjalan ke arah Ratna.Dia memanggil Ratna dengan suara yang halus.Ratna pun menengok ke arahnya. “Dag-dig-dug” Jantung Udin berdegup kencang.Tiba-tiba dia jadi bingung harus berkata apa.
“Anu....”Kata Udin.
“Iya,Din.Ada apa?”Tanya Reza.
“Anu...anu...anu...Ratna....Aku sudah lama suka sama kamu.Kamu...kamu...
mau nggak jadi pacarku?”Tanya Udin,sambil menundukkan kepala.Dia tidak
berani menatap Ratna sedetik pun.
       Ratna hanya tertawa kecil,wajahnya memerah.Tiba-tiba seorang cowok memanggilnya dari kejauhan.
“Udin...sebenarnya...aku sudah punya pacar.Maaf ya...Kata Ratna.
       Ratna menghampiri cowok itu.Kemudian dua sejoli itu pergi entah kemana.Reza menghampiri Udin yang sedari tadi menunduk.
“Din,orangnya udah pergi tuh.Halo...!Udin...!”Kata Reza.
       Reza melihat wajah Udin.Dari wajahnya terlihat butir-butir air mata menetes.Tiba-tiba Udin memeluk Reza.
“Reza...!Aku ditolak sama Ratna.”Kata Udin sambil sesenggukan.
+ + +
The End

Its about Yuki and her life

Powered by Blogger.

New from Yuki

Hai semuanyaa...

Yuki membuka ruang khusus untuk siapa saja yang mau berinteraksi langsung melalui E-mail. Kalian boleh ngapain aja (asal jangan ngelamar Yuki lewat email yah, langsung ke rumah aja hahaha) Curhat, cerita panjang lebar, atau yang mau konsul tarot juga boleh silahkan.

Untuk yang Curhat atawa cerita panjang lebar bisa kapan aja Yuki balas

Buat yang mau konsul tarot sesuai janjian ya tidak bisa dadakan. No Free ya guys

Silahkan Yuki tunggu di : yuki.wolverine@gmail.com


Argyle Creme Template © by beKreaTief | Copyright © Catatan Yuki